JIKA DISEPAKATI, PERSETUJUAN TURKI-ISRAEL AKAN MEMUNGKINKAN MASUKNYA SUPLAI KE GAZA

Bulent Tufenkci
Bulent Tufenkci

Istanbul, 13 Rabiul Awwal 1437/25 Desember 2015 (MINA) – mengatakan, Kamis, akan mengijinkan produk dan bantuan material dari Turki memasuki jika kesepakatan tercapai untuk meningkatkan hubungan antara Ankara dan Tel Aviv.

Menanggapi pertanyaan dalam konferensi pers dengan para Asosiasi Koresponden Ekonomi, Menteri Bea-Cukai dan Perdagangan Bulent Tüfenkçi mengatakan Tel Aviv akan memungkinkan produk Turki masuk ke Gaza.

“Jika kesepakatan dapat dicapai antara kedua negara, Israel akan mengizinkan produk asal Turki dan bahan bantuan melalui Turki ke Jalur Gaza,” kata Tüfenkçi. “Israel akan menghilangkan hambatan seputar pergerakan barang dari Turki ke Jalur Gaza.”

Gaza, yang telah diperintah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, sejak 2007, tidak memiliki infrastruktur dasar dan tak mampu berbuat apa-apa terhadap blokade Mesir-Israel, demikian menurut Sabah Daily, seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Sejak kudeta 2013 terhadap Mohamed Morsi, presiden Mesir pertama yang dipilih secara bebas, pemerintah Mesir telah menutup pintu perbatasan Rafah – satu-satunya gerbang Gaza ke dunia luar yang tidak di bawah kendali Israel.

Penutupan perbatasan Rafah saat ini telah menghentikan pasokan berbagai komoditas penting, termasuk pangan, BBM dan obat-obatan, bagi 1,9 juta penduduk kawasan kantong terkepung tersebut.

Pembicaraan terakhir untuk menormalkan hubungan antara Turki dan Israel berlangsung setelah lebih dari lima tahun pasukan Israel menyerbu armada bantuan Gaza di perairan internasional, sehingga menyebabkan sembilan warga Turki tewas dan 30 lainnya terluka, termasuk satu orang yang meninggal dunia setelah mengalami luka parah selama empat tahun dalam serangan itu.

Turki telah menuntut permintaan maaf Israel, kompensasi untuk keluarga korban yang tewas dalam serangan itu serta penghapusan blokade Israel atas Gaza.

Syarat pertama pertama terpenuhi pada 2013 ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu meminta maaf kepada Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan atas serangan itu.

Namun, kedua negara belum menyepakati soal apakah ganti rugi harus dibayarkan kepada keluarga korban. (T/R07/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.