Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika Gagal Bahas Kashmir, Pakistan Ancam Keluar dari OKI

Zaenal Muttaqin - Senin, 10 Agustus 2020 - 18:41 WIB

Senin, 10 Agustus 2020 - 18:41 WIB

11 Views

Islamabad, MINA – Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengancam akan keluar dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang saat ini dipimpin Arab Saudi, jika organisasi itu gagal menyelenggarakan pertemuan para menteri luar negeri untuk membahas Kashmir.

Qureshi mengkritik bungkamnya organisasi Islam itu tentang berbagai masalah, termasuk Palestina, Kashmir, dan Masjid Babri.

“Selama satu tahun kami telah meminta OKI untuk mengumpulkan dewan pertemuan para menteri luar negeri tentang masalah-masalah Palestina dan Kashmir di mana umat Islam menghadapi kekejaman sementara India menghancurkan masjid Babri yang berusia 300 tahun dan membangun Kuil Ram, tetapi OKI tetap diam. Namun mengapa?,” ungkap Qureshi saat berbicara kepada stasiun televisi lokal ARY News, Senin (10/8).

Masjid Babri dihancurkan oleh kelompok Hindu garis keras pada tahun 1992. Pada saat itu, Perdana Menteri P.V. Narasimha Rao berjanji untuk membangun kembali masjid dalam pidato yang disiarkan televisi.

Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia

Tetapi Mahkamah Agung India November lalu menyerahkan situs masjid bersejarah itu kepada umat Hindu untuk dibangun sebuah kuil setelah sengketa hukum yang berkepanjangan.

“Hari ini, saya sampaikan kepada OKI untuk mengadakan rapat dewan menteri luar negeri. Jika mereka tidak dapat melakukannya, maka saya terpaksa meminta perdana menteri untuk mengadakan pertemuan negara-negara Islam yang siap berdiri bersama kami. tentang masalah Kashmir dan mendukung Muslim Kashmir yang tertindas,” tambah Qureshi yang dikutip MINA dari Anadolu Agency.

Dia mengatakan, telah tiba waktunya bagi OKI untuk memutuskan apakah akan berdiri dengan anggota pendiri (Pakistan) dalam masalah sensitif ini – tidak ada lagi keraguan.

Qureshi juga mengaku bahwa Pakistan menarik diri dari KTT Kuala Lumpur Desember lalu, atas permintaan dari Riyadh.

Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri

“Saya menghargai Mahathir Muhamad yang bahkan tidak mengeluh dan berbicara sepatah kata pun tentang keputusan kami karena dia tahu situasi kami yang sebenarnya,” ujar dia.

Saat ini rakyat Pakistan, selalu siap mengorbankan hidup mereka untuk Mekah dan Madinah, memerlukan Saudi untuk berperan utama dalam masalah Kashmir.

“Jika mereka tidak akan memainkan peran mereka, maka saya akan meminta Perdana Menteri Imran Khan untuk melanjutkan proses itu tanpa Arab Saudi,” imbuh Qureshi lagi.

Perdana Menteri Khan pada awal tahun ini mengakui bahwa dirinya melewatkan KTT Kuala Lumpur atas permintaan dari Riyadh dan menyatakan sedih karena tidak menghadiri konferensi tersebut.

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

Khan dan Qureshi selalu memuji Turki, Malaysia, dan Iran yang mendukung warga Kashmir dan menolak aneksasi Kashmir oleh India pada Agustus lalu. (T/B04/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Timur Tengah
Internasional
Internasional
Kolom
Dunia Islam