Washington, MINA – Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim pada Senin (7/1) mengumumkan, ia akan mengundurkan diri dari posisinya setelah lebih dari enam tahun di lembaga pemberi pinjaman internasional itu.
“CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva akan berperan sebagai presiden sementara efektif mulai 1 Februari,” kata Bank Dunia dalam sebuah pernyataannya.
Pengunduran diri Kim dari Bank Dunia tidak terduga, karena ia ditunjuk untuk masa jabatan lima tahun kedua sebagai presiden bank pembangunan multilateral itu pada 2016, demikian Xinhua melaporkan dikutip MINA.
Kim pertama kali menjadi Presiden Bank Dunia ke-12 pada 1 Juli 2012. Sebelum menduduki jabatan tersebut ia menjabat sebagai presiden lembaga akademik terkenal di Amerika Serikat, Dartmouth College.
Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat
“Kedudukan Presiden Kelompok Bank Dunia sekarang lebih penting daripada sebelumnya, karena aspirasi orang miskin meningkat di seluruh dunia, dan masalah-masalah seperti perubahan iklim, pandemi, kelaparan dan pengungsi terus tumbuh dalam skala dan kompleksitasnya,” kata Kim.
“Melayani sebagai presiden dan membantu memposisikannya secara jujur di tengah-tengah semua tantangan dan paling istimewa,” katanya.
Setelah pemundurannya, Kim akan bergabung dengan sebuah perusahaan dan fokus pada peningkatan investasi infrastruktur di negara-negara berkembang.
Selama masa jabatannya di Bank Dunia, Kim telah memperkuat kemitraan yang berkembang dengan China di bidang pengurangan kemiskinan, pembiayaan pembangunan, investasi infrastruktur, dan Inisiatif Belt and Road (BRI).
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Kami sekarang bekerja dengan China dalam masalah pembangunan internasional, melalui Asosiasi Pembangunan Internasional Bank Dunia, melalui inisiatif pembangunan internasional China seperti kerja sama China-Afrika,” kata Kim.
Dia juga mengatakan bahwa Bank Dunia “berada dalam posisi yang baik” untuk mendukung proyek-proyek BRI dengan pengalamannya dalam proyek-proyek perdagangan dan konektivitas serupa, pengaturan institusinya yang unik yang mencakup sektor swasta dan publik, serta jangkauan layanan keuangan dan non-keuangannya seperti jaminan dan penyelesaian perselisihan investasi. (T/R03/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah