Jakarta, MINA – Wapres RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) meminta umat beragama di dunia agar menjalankan ajaran agamanya dengan benar demi mengatasi perubahan iklim yang terjadi seperti sekarang ini.
JK berpendapat iklim ekstrem seperti sekarang ini bisa dicegah apabila setiap umat beragama menjalankan ajarannya secara baik karena setiap agama mewajibkan pemeluknya untuk menjaga alam dengan baik.
Hal tersebut disampaikan JK saat menjadi pembicara pembukaan Konferensi Agama dan Perubahan Iklim – Asia Tenggara di Hotel The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (4/10).
Konferensi yang membahas peran agama dalam menghadapi dampak negatif perubahan iklim ini dihadiri 150 perwakilan berbagai agama dari sejumlah negara di wilayah Asia Tenggara, juga dari Mesir dan UEA. Hadir juga, para ilmuwan, pemikir, dan pemuda yang peduli terhadap isu perubahan iklim.
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
“Agama mengajarkan hal yang sama, menjaga dunia. Islam mengajarkan kita untuk tidak sembarang menebang pohon, tebang sembarang pohon itu sama dengan melanggar ajaran agama. Jadi kita menjaga alam artinya kita menegakkan ajaran agama yang kita Yakini masing-masing. Tidak agama yang mengajarkan merusak alam,” ungkapnya.
Selain itu, JK mengajak setiap umat beragama untuk mencegah terjadinya perusakan alam dengan cara melakukan penghematan air dan lahan serta terlibat aktif dalam melakukan penghijauan.
“Karena itu Tindakan yang perlu adalah mengatasi itu semua dan mencegah rusaknya alam. Banyak hal yang bisa kita lakukan bagaimana kita menghemat air, menghemat lahan menghijaukan kembali alam kita,” lanjutnya.
Pada pertemuan tersebut JK berharap tindakan nyata harus segera dilakukan mengingat fenomena alam yang terjadi saat ini merupakan yang sangat jarang terjadi di dunia. Seperti suhu Indonesia yang mencapai 36 Derajat Celcius, kebakaran hutan yang biasanya di daerah khatulistiwa saat ini juga melanda negara Eropa dan Amerika serta banjir bandang untuk pertama kalinya terjadi di New York Amerika Serikat. Perubahan iklim tersebut juga akan berpengaruh pada ketersediaan pangan dunia.
Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga
Konferensi ini direncanakan akan mengeluarkan sejumlah rekomendasi strategis dan efektif untuk meningkatkan upaya mencegah dampak negatif isu perubahan iklim, berdasarkan praktik baik yang telah berjalan di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara.
Rekomendasi tersebut akan disampaikan kepada Konferensi Tingkat Tinggi Pemuka dan Tokoh Agama Sedunia yang diselenggarakan oleh Majelis Hukama Muslimin di Abu Dhabi pada November mendatang, dan juga akan disampaikan pula kepada Sekretariat Jenderal Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), Sekretariat Eksekutif Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, Sekretariat PBB, serta Forum Konferensi Asia-Dunia tentang Perubahan Iklim.
Majelis Hukama Muslimin adalah sebuah badan internasional yang bersifat independen dan dipimpin oleh Grand Shekih Al-Azhar Prof. Dr. Ahmed Al-Tayeb. MHM didirikan di Abu Dhabi pada tahun 2014. MHM didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan hidup berdampingan secara damai dalam komunitas Muslim dan non-Muslim.
MHM beranggotakan sejumlah ulama, cendekiawan, dan tokoh bangsa yang dikenal memiliki sifat bijak, moderat, dan yang dikenal mempromosikan nilai-nilai toleransi, koeksistensi, dan sikap saling menghormati antarsesama umat manusia. Selain itu, MHM juga memberikan perhatian besar terhadap isu-isu terkait perubahan iklim dan lingkungan hidup sebagai salah satu tantangan paling serius yang mengancam umat manusia.(L/R1/P1)
Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terwujud?
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan