Banda Aceh, MINA – Jaringan Mahasiswa Kota (JMK) di Aceh meminta pemerintah untuk segera menindak dan mengadili pelaku rasisme terhadap mahasiswa Papua.
JMK menilai, anakirsme, radikalisme, intoleransi, dan tindakan rasisme yang berujung pada hal-hal diskriminatif terhadap kawan-kawan mahasiswa Papua yang terjadi beberapa hari lalu, menunjukkan wajah buruk bangsa Indonesia di depan publik.
“Ini mencederai demokrasi Indonesia. Merawat dan menjaga persatuan Indonesia adalah bagian penting dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia,” kata Ninis Arieska, Ketua JMK, dalam keterangan pers, Selasa (20/8).
Pihaknya mengaku prihatin dengan peristiwa tersebut, Papua merupakan bagian dari Indonesia, sikap protes Papua terhadap Indonesia adalah hal yang wajar, mengingat kondisi yang terjadi.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
“Mahasiswa protes atau mereka berssikap demikian adalah hal yang wajar, jadi kalau ada respon berlebihan dari kalangan tertentu adalah sikap yang tidak toleran terhadap demokrasi,” ungkap Ninis.
JMK juga meminta aparat keamanan untuk mengedepankan tindakan persuasif dan menjunjung tinggi nilai-nilai humanis dan Hak Asasi Manusia, sehingga dapat meredam suasana yang kurang kondusif.
“Jika tidak, maka kita khawatir Papua akan meminta untuk memisahkan diri dengan NKRI, tentu ini sangat disayangkan. Mari kita sama-sama belajar dari Aceh dalam menangani dan menyelesaikan konflik beberapa tahun silam.”
“Mari kita perkuat rasa persaudaraan dan persatuan dalam bingkai NKRI dengan cara menolak tindakan diskriminatif dan rasisme karena itu dapat mencederai kebhinekaan kita sebagai sesama anak bangsa,” kata Ninis (L/AP/P1 )
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol
Mi’raj News Agency (MINA)