
Afrika Selatan
berusaha membubarkan massa yang marah dan menargetkan warga asing. (Foto: Siphiwe Sibeko/Reuters)" width="300" height="200" /> Beberapa polisi Afrika Selatan berusaha membubarkan massa yang marah dan menargetkan warga asing. (Foto: Siphiwe Sibeko/Reuters)Johannesburg, 1 Rajab 1436/19 April 2015 (MINA) – Suasana di kota pusat keuangan Afrika Selatan, Johannesburg, pada Ahad (19/4) terlihat tenang setelah terjadi kekerasan terhadap orang asing di kota itu selama beberapa hari.
Namun warga tetap waspada untuk insiden lebih lanjut setelah terjadi serangan anti-imigran di beberapa lingkungan tertentu di kota pusat bisnis Afrika Selatan itu.
Sedikitnya enam orang tewas dan sekitar 5.000 warga asing mengungsi setelah kekerasan terhadap warga negara asing berkobar pada tanggal 30 Maret di provinsi pesisir negara itu, KwaZulu-Natal.
Serangan segera menyebar ke kota pusat keuangan negara, Johannesburg, di Provinsi Gauteng.
Baca Juga: Selama 84 Pekan Ribuan Warga Maroko Protes Genosida di Gaza
Letnan Kolonel Lungelo Dlamini mengatakan kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Johannesburg sangat tenang pada Ahad.
Dia mengatakan, tidak ada insiden kekerasan di malam atau pada Ahad.
“Ada banyak petugas dikerahkan dan situasi telah stabil,” katanya.
Namun polisi mengatakan, pada Sabtu, dua orang dilaporkan tewas, membuat korban tewas dalam gelombang serangan menjadi delapan orang. (T/P001/P2)
Baca Juga: Terancam Kelaparan Massal, PBB Kirim Bantuan Udara ke Sudan Selatan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kongo dan Rwanda Sepakat Damai, Sekjen PBB Sambut Baik