Washington, DC, MINA – Presiden Amerika Serikat J. Biden mengatakan, Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza harus dilindungi, ia mengharapkan agar tidak ada tindakan Israel yang melanggar ketika invasi darat mereka mendekati RS tersebut.
“Seperti kita ketahui, saya ungkapkan keprihatinan saya atas apa yang terjadi. Harapan dan ekspektasi saya yakni tindakan yang tidak begitu mengganggu terkait rumah sakit,” katanya di Kantor Oval, Gedung Putih, Senin (13/11).
“Jadi saya tetap berharap, rumah sakit harus dilindungi,” lanjutnya.
Daerah sekitar rumah sakit menjadi sasaran serangan udara besar-besaran Israel, termasuk serangan di dalam kompleks rumah sakit Al-Shifa sendiri, sejak pekan lalu.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Zionis Israel menuding Hamas memiliki pusat komando bawah tanah yang tersembunyi di bawah rumah sakit tersebut, sebuah tuduhan yang dibantah oleh gerakan perlawanan Palestina itu.
Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan, Washington ingin “melihat pasien dilindungi. Kami ingin melihat rumah sakit dilindungi.”
“Kami telah berbicara dengan pemerintah Israel mengenai hal ini dan mereka memiliki pendapat yang sama yakni tidak ingin melihat baku tembak di rumah sakit,” kata Jake Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih.
“Rumah sakit harus dilindungi. Rumah sakit harus dapat berjalan efektif sehingga layanan medis dapat diberikan kepada pasien. Dan terakhir, ketika masyarakat perlu dievakuasi dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain untuk menjamin keberlangsungan perawatan, evakuasi rute harus aman,” katanya.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Menurutnya, Israel baru-baru ini telah memberi tahu pihak AS, bahwa ada, dan akan terus ada, rute evakuasi bagi orang-orang yang meninggalkan kompleks rumah sakit tersebut.
Memasuki hari ke-38 agresi Israel di Jalur Gaza, sedikitnya 11.180 warga Palestina, termasuk 7.700 lebih anak dan perempuan, tewas. Sementara, lebih dari 28.200 orang lainnya terluka, menurut data terkini otoritas Palestina di wilayah kantong tersebut. (T/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya