Dhaka, MINA – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo membahas kerja sama di bidang ekonomi dalam pertemuan dengan Presiden Bangladesh Abdul Hamid, di ruang Credential Hall, Istana Kepresidenan Bangabhaban (Bangabhan Presidential Palace), Dhaka, pada Sabtu malam (27/01) waktu setempat,.
Pada pertemuan itu, Jokowi didampingi oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Koordinator Staf Khusus Teten Masduki, Duta Besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) RI untuk Bangladesh Rina Soemarno, serta Direktur Asia Selatan dan Tengah Ferdy Nico Yohannes Piay.
Sementara itu Menlu menjelaskan pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Bangladesh di Hotel Pan Pacific Sonargaon bahwa Presiden Bangladesh menegaskan kembali kedekatan Indonesia dengan Bangladesh, demikian yang dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.
Baca Juga: Baznas Berperan Penting dalam Akselerasi Sanitasi Aman di Temanggung
Hal ini dikarenakan, menurut Menlu, Indonesia adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Bangladesh dan jasa ini tidak akan pernah dilupakan oleh rakyat Bangladesh.
“Ke depan, kedua pemimpin sepakat bahwa sekali lagi kerja sama ekonomi akan menjadi prioritas bagi hubungan kedua negara,” katanya.
Ia menambahkan bahwa Presiden Jokowi mengatakan banyak sekali persamaan-persamaan yang dimiliki dan menjadi modal bagi kedua negara untuk meningkatkan hubungan.
“Intinya besok secara detail pembicaraan mengenai masalah bilateral akan dibahas dalam pertemuan Presiden dengan Perdana Menteri Bangladesh,” jelasnya.
Baca Juga: Kafilah Jawa Tengah Siap Berbenah Usai Berlaga di MTQN XXX Samarinda
Ia menambahkan, adapun isu lain yang dibahas dengan Presiden Bangladesh, yakni mengenai isu Rakhine State. (R/R10/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AWG Resmikan Biro di Ambon