Balikpapan, MINA – Presiden Joko Widodo berharap Muktamar ke-XVIII Pemuda Muhammadiyah menghasilan agenda dan langkah besar.
“Organisasi pelopor pembaruan Islam di Indonesia.” ujar Jokowi sebelum membuka Muktamar ke-XVIII Pemuda Muhammadiyah, Rabu (22/2) di Dome Balikpapan Sport and Convention Center.
Harapan tersebut Jokowi sampaikan karena Indonesia akan menghadapi bonus demografi dengan pemuda pada 2023 berjumlah 66,3 juta. Oleh sebab itu ke depan pemuda memiliki posisi penting bagi Indonesia.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam sambutannya menyinggung tentang kata negarawan yang ada dalam tema Muktamar ke-XVIII Pemuda Muhammadiyah. Merujuk pada istilah Arab, negarawan disebut sebagai Futuwwah yang berasal dari kata Alfatah yang artinya pemuda atau kesatriaan.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan
“Yakni mereka yang mengedepankan kepentingan umum, rakyat, bangsa, umat manusia selain dan di atas kepentingan diri dan kelompoknya sendiri,” tutur Haedar.
Maka, jika ingin merujuk negarawan dari kata Alfatah harus ada substansi yang harus diambil yakni harus memiliki religiusitas yang melahirkan kesalihan, etika dan jiwa jujur, serta menjaga marwah.
“Pemuda dan negarawan bukanlah mereka yang mengatakan itulah – inilah ayahku dan tokoh idolaku. Tetapi katakanlah inilah aku, ia yang tidak bersembunyi dan berada di balik ketokohan orang lain.” ujarnya.
Bersama Presiden Jokowi, Megawati Soekarnoputri, Haedar Nashir, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto, Setneg Pratikno dan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor secara simbolis melakukan pemukulan gendang untuk menandai pembukaan Muktamar ke-XVIII Pemuda Muhammadiyah.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto dalam sambutannya mengutip perkataan KH. Ahmad Dahlan ‘Kasih sayang dan toleransi adalah kartu identitas umat Islam.’ Menurutnya, Indonesia merupakan rumah besar keragaman maka ucapan Kiai Dahlan penting sebagai pijakan gerakan.
“Menolong segala manusia tanpa melihat ras, suku, maupun agama. Karena dalam kemanusiaan kita adalah sama. Begitulah Pemuda Muhammadiyah menghadirkan nilai-nilai agama yang kelembutan.” katanya.
Pijakan dakwah yang digunakan oleh Pemuda Muhammadiyah bukan dengan cacian, kebencian dan kekerasan. Melainkan nilai-nilai agama disampaikan dengan kabar gembira dan bukan dengan cara mempersulit. (R/R5/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza