Jakarta, 20 Rabi’ul Akhir 1438/19 Januari 2017 (MINA) – Presiden Joko Widodo, Kamis (19/1) melakukan pertemuan dengan Presiden Republik Indonesia ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie untuk membahas seputar kondisi sosial bangsa Indonesia, di Istana Merdeka, Jakarta.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang pada pertemuan tersebut turut mendampingi Presiden Jokowi menerangkan bahwa pertemuan dengan tokoh bangsa tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh Kepala Negara.
Habibie, sudah lebih dari tiga bulan ada di luar negeri, belum bertemu Presiden. Habibie bertukar pandangan mengenai kondisi sosial di Indonesia mengenai Pancasila, pluralisme, dan toleransi, demikian siaran pers yang diterima MINA.
Pratikno mengungkapkan bahwa pada pertemuan itu, Habibie menyampaikan kepada Presiden, Indonesia memiliki modal besar untuk menjaga kehidupan yang toleran. “Masyarakat muslim Indonesia masyarakat yang toleran, itu modal besar,” kata Pratikno menirukan ucapan Habibie.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Selain itu, kata Pratikno, Habibie juga memberikan masukan mengenai pengembangan teknologi di Indonesia.
“Habibie juga memberi masukan mengenai bagaimana memprioritaskan pengembangan teknologi yang mempunyai nilai tambah tinggi. Ada beberapa hal teknis mengenai hal itu yang dibahas tadi,” ungkapnya.
Pratikno menjelaskan bahwa pengembangan teknologi yang bernilai tambah tersebut, Kepala Negara ternyata memiliki pandangan yang sama. Terutama mengenai peluang pembukaan lapangan pekerjaan melalui pengembangan industri teknologi.
“Presiden sangat setuju untuk mengembangkan industri yang memberi nilai tambah tinggi. Bagaimana memberi implikasi luas terhadap tenaga kerja, memberi nilai tambah ekonomi, dan memberi peluang bagi pekerja. Industri pesawat terbang salah satunya,” kata Pratikno.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Sebelum menerima B.J. Habibie, Presiden Jokowi juga menerima Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-6 yang tiba di Istana Merdeka sekitar pukul 09.30 WIB pagi.
Sama halnya dengan pertemuan dengan BJ Habibie, ungkap Pratikno, Try Sutrisno juga bertukar pandangan mengenai kondisi terkini dari bangsa Indonesia, khususnya mengenai wacana pembentukan Badan Pemantapan Pancasila.
“Intinya pertemuan itu mendiskusikan tentang pemantapan Pancasila. Try mengapresiasi Presiden untuk membuat upaya ekstra bagi pemantapan Pancasila dalam waktu secepat-secepatnya,” jelas Pratikno.
Lebih lanjut, dalam kesempatan tersebut Try Sutrisno banyak memberikan masukan kepada Presiden Jokowi seputar rencana pembentukan badan tersebut. Masukan-masukan tersebut ia sampaikan melalui sebuah buku karyanya yang membahas tentang pemantapan Pancasila.
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas
“Try memberi masukan tentang pemantapan Pancsila dalam sebuah bukunya. Presiden membaca dan melingkari beberapa gagasan yang ada dalam buku itu. Semua itu akan disampaikan untuk program pemantapan Pancasila,” jelas Pratikno.
Untuk diketahui, katanya, kedatangan kedua tokoh bangsa tersebut merupakan inisiatif dari keduanya yang mengajukan permohonan audiensi kepada Presiden. Pratikno menerangkan bahwa Presiden Jokowi amat gembira dengan kedatangan keduanya.
“Kebetulan Pak Try dan Pak Habibie keduanya mengajukan permohonan audiensi dengan Presiden dan langsung kami jadwalkan. Presiden sangat gembira menerima masukan-masukan itu,” tutupnya. (L/R06/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama