Manila, MINA – Presiden Joko Widodo dan Sekjen PBB Antonio Guterres memiliki kekhawatiran yang sama mengenai krisis kemanusiaan di Rakhine State. Presiden dan Sekjen PBB sepakat untuk terus berupaya membantu penyelesaian krisis kemanusiaan di Rakhine State.
Hal ini mengemuka pada pertemuan bilateral Presiden Jokowi dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres di sela-sela perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Philippine International Convention Center (PICC), Manila, Filipina, Senin kemarin.
Di awal pertemuan, Sekjen Guterres menyampaikan apresiasi terhadap peran Indonesia dalam membantu penyelesaian krisis kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar.
“Jika tidak selesai, maka krisis ini akan berdampak pada stabilitas dan keamanan kawasan. Krisis yang berkelanjutan juga akan melahirkan radikalisme dan bahkan meningkatnya ancaman terorisme,” ujar Presiden Jokowi.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Selain itu, Presiden Jokowi dan Sekjen PBB membahas pentingnya segera diselesaikan MoU Repatriasi antara Myanmar dan Bangladesh.
“Penyelesaian MOU sangat penting artinya bagi proses repatriasi,” kata Presiden Jokowi. (R/R01/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki