Jokowi: Indonesia Desak Myanmar Hentikan Penggunaan Kekerasan

Foto: AA

Bogor, MINA – Presiden RI Joko Widodo mengatakan, Indonesia mendesak agar penggunaan kekerasan di segera dihentikan sehingga tidak ada lagi korban berjatuhan.

“Keselamatan dan kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama,” ujar Jumat (19/3), di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Ia juga menyampaikan ucapan dukacita dan simpati yang mendalam terhadap korban dan keluarga korban dari aksi penggunaan kekerasan yang terjadi di Myanmar.

“Atas nama seluruh rakyat Indonesia, saya menyampaikan dukacita dan simpati yang dalam kepada korban dan keluarga korban akibat penggunaan kekerasan di Myanmar,” lanjutnya.

Presiden menegaskan, Indonesia juga mendesak agar segera dilakukan dialog dan rekonsiliasi untuk memulihkan demokrasi, perdamaian, dan stabilitas di negara tersebut.

“Saya akan segera melakukan pembicaraan dengan Sultan Brunei Darussalam sebagai Ketua ASEAN agar segera dimungkinkannya diselenggarakan pertemuan tingkat tinggi ASEAN yang membahas krisis di Myanmar,” tegas Presiden.

Seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kelompok masyarakat sipil pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan pada Kamis (18/3) pagi, warga Myanmar yang tewas telah mencapai lebih dari 217 orang sejak kudeta militer 1 Februari 2021.

Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) melaporkan tambahan sembilan orang tewas pada Rabu di kota Kale di Wilayah Sagaing, Kota Dagon Myothit, Kota Hlaing, dan Kota Mingalar Taung Nyunt di Wilayah Yangon, dan Kota Mandalay.

AAPP juga mendapatkan laporan baru bahwa 6 orang tewas pada Selasa.

“217 orang dipastikan tewas oleh kudeta junta ini,” kata AAPP dalam laporan terbarunya.

“Jumlah korban sebenarnya kemungkinan besar jauh lebih tinggi. Kami akan terus menambahkan,” tambah NGO yang berbasis di Myanmar tersebut. (T/RE1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)