Jakarta, 29 Rajab 1438/26 April 2017 (MINA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini, dengan ibadah salat yang sungguh-sungguh dan khusyuk, maka kita akan dapat mencapai kesalehan individu atau kesalehan pribadi dan kesalehan sosial.
“Sehingga, hubungan dengan sesama manusia menjadi harmonis, penuh solidaritas, karena melampui sekat-sekat geografis, sekat-sekat bahasa, dan sekat-sekat golongan. Hubungan seperti itu sangat diperlukan, terlebih saat ini mata dunia sedang memandang Indonesia,” kata Jokowi dalam sambutannya pada acara peringatan Isra Mi’raj 2017 di Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah Cipulus, Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (25/4) siang.
Presiden menjelaskan, dalam laman Setkab yang dikutip MINA, Indonesia banyak dipakai sebagai rujukan dalam mengelola keberagaman. Yakni ragam suku, agama, ras, dan golongan, serta sudah menjadi anugerah dari Allah kepada kita Indonesia.
“Sudah menjadi takdir Allah, sudah menjadi hukum Allah, sudah menjadi kehendak Allah, bahwa kita memang beragam,” tegas Presiden Jokowi.
Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia
Kalau dibandingkan dengan negara-negara yang lain, lanjut Presiden, kita bisa melihat paling satu negara itu hanya satu, dua, tiga suku paling banyak. Sedangkan negara kita memiliki 714 suku.
“Bayangkan, memiliki 1.100 lebih bahasa lokal, memiliki agama yang berbeda, memiliki 17.000 pulau yang dihuni bermacam-macam suku, memiliki 516 kota dan kabupaten dan 34 provinsi,” tutur Presiden seraya menambahkan, tidak ada negara di dunia sebesar Indonesia.
Presiden Jokowi merasa perlu mengingatkan hal itu, kenapa kita perlu menjaga persatuan dan kesatuan, menjaga negara kita Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Jangan sampai ada gesekan sekecil apapun, jangan sampai,” tegas Presiden.
Presiden Jokowi lantas mengisahkan cerita yang disampaikan oleh Presiden Ashaf Ghani dari Afghanistan, yang dulu negaranya juga sama rukun. Namun, begitu ada pertikaian, akhirnya sekarang sulit dipersatukan kembali karena sekarang sudah ada 40 kelompok di Afghanistan.
Baca Juga: Prof El-Awaisi: Makkah Tempat Hidayah, Madinah Tempat Rahmat, Baitul Maqdis Tempat Jihad
“Beliau malah meminta apakah bisa dikirim delegasi ulama dari Indonesia, dikirim delegasi dari pemerintah Indonesia, untuk ikut mendamaikan apa yang terjadi di Afghanistan,” ungkap Presiden seraya menjelaskan, beliau melihat kekaguman persatuan yang ada di negara kita.
Jadi, lanjut Presiden, jangan sampai ada diantara kita yang gampang di kompor-komporin, dan gampang dipanas-panasin. “Lihatlah kalau sudah bertikai itu 714 suku kita ini. Inilah yang perlu saya ingatkan,” tutupnya. (T/R09/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Selasa Siang Hingga Sore Ini