Surabaya, 10 Dzulqa’dah 1436/25 Agustus 2015 (MINA) – Presiden RI Joko Widodo mengibaratkan MUI bagaikan muara sungai yang mempertemukan berbagai anak sungai dan airnya tidak pernah kering dalam menghidupi bangsa Indonesia.
“Islam Nusantara dan Islam berkemajuan itu ibarat anak-anak sungai yang akhirnya bertemu di muara dan tujuan akhirnya mulia, yakni mewujudkan Islam Rahmatan lil Alamin”, ujar Jokowi.
Sebagai wadah musyawarah para ulama dan zuama, lanjut Jokowi mengatakan, hendaknya MUI mampu mewujudkan Ummat Pertengahan, yakni umat Islam yang moderat, toleran, inklusif, rukun dan damai, kata Jokowi saat pembukaan Musyawarah Nasional Majelis Ulama Indonesia (Munas-MUI) IX di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (25/8).
Menurutnya, MUI sepatutnya menjadi tenda besar sejati bagi umat Islam, baik yang tergabung ke dalam organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam maupun yang tidak.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“MUI sepatutnya mewadahi dialog intra umat Islam demi tegaknya ummatan tengahan,” ujar mantan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta itu.
Jokowi mengajak segenap umat Islam di Indonesia untuk melakukan reformasi internal dan reformasi diri dengan menumbuhkan sikap tidak ekstrim, lapang dada, saling pengertian, menjaga semangat kebangsaan, gotong royong, kesediaan hidup berdampingan secara damai, dan mengembangkan semangat keilmuan.
“Umat Islam harus menjalani hidup maju dengan semangat keilmuan, berpikir, berdzikir, berupaya mewujudkan masyarakat adil dan makmur, bermartabat dan berperadaban tinggi di era kemerdekaan ini,” ungkapnya.
Mantan Wali Kota Solo ini pun menegaskan, pentingnya peran konstruktif MUI untuk menyelesaikan masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. “MUI hendaknya mampu memandu bangsa ini untuk berpikir optimis dan produktif di tengah keberagaman Indonesia,” jelasnya.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Jokowi berharap MUI tetap menjadi mitra strategis pemerintah demi mewujudkan kemaslahatan rakyat. MUI memiliki kontribusi signifikan untuk mewujudkan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban.
“Pikiran-pikiran, masukan-masukan, saran-saran dan input (usulan) MUI sangat diperlukan oleh pemerintah untuk kemaslahatan rakyat,” ucapnya.
Munas IX MUI ini mengambil tema Islam Wasathiyah Untuk Dunia Yang Berkeadilan dan Berkemajuan dan diselenggarakan di Hotel Garden Palace, Surabaya, sejak Senin (24/8) hingga Kamis (27/8).
Dalam acara pembukaan, hadir ketua umum MUI, Siradjuddin Syamsuddin, Wakil Ketua MUI, KH. Ma’ruf Amin, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman, Gubernur Provinsi Jatim. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siradj, juga hadir bersama-sama Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, dan Wakil Gubernur Provinsi Jatim, Saifullah Yusuf.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Hadir pula Duta Besar (Dubes) Kerajaan Saudi Arabia untuk RI, H.E. Mustafa Ibrahim Al Mubarak, Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Sekretaris Kabinet, Pramono Anung Wibowo. Adapun Dewan Masjid Indonesia (DMI) diwakili oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pimpinan Pusat (PP) DMI, Drs. H. Imam Addaruqutni, MA.
Dalam perhelatan akbar lima tahunan MUI ini, penyelenggaraan Munas IX MUI di luar ibukota Jakarta, tepatnya di Surabaya, Jatim, merupakan yang pertama kali dalam sejarah Munas MUI. Sebelumnya, Munas MUI selalu diselenggarakan di Jakarta sebagai ibu kota negara. (T/P002/p4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain