Jakarta, 25 Muharram 1436/18 November 2014 (MINA) – Ekonom senior dan mantan menteri Rizal Ramli, menyampaikan selamat kepada Presiden Indonesia Joko Widodo, atas keputusannya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) di saat harga minyak mentah dunia cenderung turun.
“Selamat kepada Jokowi yang menaikkan harga BBM, justru ketika tren harga minyak mentah dunia sedang turun. Sungguh, apa yang dilakukan Jokowi belum pernah dilakukan pemerintah sebelumnya,” kata Rizal Ramli usai diterima Ketua MPR Zulkifli Hasan, di kantornya, Selasa (18/11), sebagaimana siaran pers yang di terima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Harga minyak mentah dunia, dalam beberapa bulan terakhir terus turun. Di bursa New York Marcantile Exchange (NYMEX), harga minyak hari ini diperdagangkan pada kisaran US$74,98/barel.
Dengan kecenderungan yang terus turun, Malaysia justru tengah bersiap-siap menurunkan BBM di dalam negerinya. Sebelumnya, sejumlah negara sudah menurunkan harga jual BBM-nya.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
China dalam tujuh tahun terakhir sudah tujuh kali menurunkan harga BBM di dalam negerinya. Yang terakhir dilakukan pada 1 November 2014.
Rizal megatakan, Jokowi menaikkan harga BBM tanpa pernah mau menjelaskan berapa sebenarnya biaya pokok produksi BBM di dalam negeri.
Menurut mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu, selama ini rakyat selalu dijejali dengan dogma telah terjadi subsidi harga BBM di dalam negeri yang sangat membebani APBN.
“Dalam soal BBM, pemerintah kita, dari rezim ke rezim, selalu saja sibuk dengan urusan hilir, yaitu harga. Begitu ada tekanan terhadap APBN, langkah yang diambil selalu menaikkan harga BBM. Ini langkah pemerintah yang malas dan tidak kreatif. Akibatnya rakyat yang selalu menjadi korban,” tukas Rizal.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Soal BBM, dia menegaskan, yang paling mendasar justru di sisi hulu, di mana pemerintah seharusnya memberantas mafia migas yang telah banyak merugikan rakyat dan bangsa Indonesia. (L/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon