Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi: Perlu Terobosan Besar di Bidang Pendidikan

Risma Tri Utami - Jumat, 16 Februari 2018 - 16:23 WIB

Jumat, 16 Februari 2018 - 16:23 WIB

109 Views ㅤ

Presiden Jokowi. (Foto: Liputan6)

Presiden Jokowi. (Foto: Istimewa)

Makassar, MINA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia harus melakukan terobosan dengan mengejar dua hal, yaitu investasi di bidang infrastruktur, dan investasi di bidang sumber daya manusia (SDM).

“Terobosan-terobosan besar harus kita lakukan di bidang pengembangan SDM terutama di bidang pendidikan lebih spesifik lagi, dalam pendidikan tinggi. Terobosan di bidang pendidikan harus lebih signifikan dibanding dengan terobosan di bidang infrastruktur,” kata Presiden saat membuka Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) 2018 di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (15/2) sore.

Karena di dua hal  inilah, menurut Presiden di laman Setkab yang dikutip MINA, Bangsa Indonesia tertinggal dari negara-negara lain.

“Stok infrastruktur Indonesia itu baru pada angka 38%, sangat rendah sekali, inilah yang ingin dikejar,” ujar Presiden.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Sementara di bidang pengembangan SDM, sebagaimana dilakukannya pada sidang-sidang kabinet, Presiden meminta para menteri untuk memikirkan terobosan yang signifikan.

Terobosan besar dalam pengembangan SDM, terobosan besar dalam pengembangan pendidikan tinggi, lanjut Presiden, harus dilakukan secara serius. Artinya, para rektor harus bekerja keras lagi.

“Kita mati-matian mengubah infrastruktur kita, begitu pun juga SDM kita, akan mati-matian kita mengubah konsep, cara, keputusan lapangan, semuanya akan kita ubah,” tegas Presiden.

Meskipun sudah menyampaikan berkali-kali, Presiden menegaskan, dirinya tidak akan pernah bosan untuk mengulangi terus, bahwa dalam bekerja semua harus fokus, harus punya prioritas, apa yang ingin dikerjakan, tidak mungkin seperti yang lalu-lalu. Ia menyampaikan bahwa ada anggaran diecer-ecer di semua tempat.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

“Sudah bertahun-tahun kita melakukan itu dan hasilnya enggak terasa, mengontrolnya secara manajemen juga sulit. Duitnya hilang, hasilnya enggak kelihatan sama sekali. Baunya saja kadang-kadang enggak kelihatan, apalagi fisiknya,” terang Presiden.

Untuk itulah, Presiden meminta para rektor anggota Forum Rektor Indonesia agar tidak terjebak pada rutinitas yang monoton.

“Harus berani melakukan perubahan, harus berani melakukan inovasi. Saya minta Menristekdikti untuk melakukan deregulasi dan debirokratisasi di Kementerian Ristekdikti. Saya tidak mau lagi dengar nanti Rektor masih ngurus ini, ngurus itu,” sambung Presiden.

Presiden juga meminta Menristekdikti duduk bareng dengan menteri-menteri terkait untuk mengembangkan sistem informasi yang handal, membangun aplikasi-aplikasi yang simpel yang menyederhanakan pekerjaan administrasi.

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

“Ini akan menjadi contoh bagi kementerian yang lain. Karena biasanya yang cepat mengubah dan berubah itu memang perguruan tinggi, dan dimulai dari Kementerian Ristekdikti dahulu. Ini sebetulnya mudah asal niat, asal mau,” tutur Presiden Jokowi.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Ibu Negara Iriana, Menristekdikti M. Nasir, Mensesneg Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo,  Ketua Forum Rektor RI Prof Suyatno, dan Rektor Unhas Prof Dwia Ariestina Pulubuhu. (R/R09/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Millenia
Kolom