Jakarta, 1 Safar 1438/ 1 November 2016 (MINA) – Presiden Jokowi Dodo mengundang pemuka agama Indonesia untuk membahas Islam dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (1/11).
Presiden Jokowi menyebut pembahasan terkait upaya untuk selalu menjaga NKRI agar tetap berdiri kokoh menjadi bangsa yang maju.
“Dalam pertemuan kami dengan anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) beberapa hari lalu, mereka menyampaikan penghargaan dan apresiasi atas apa yang terjadi di Indonesia, baik mengenai kerukunan beragama, hubungan antara ulama dan umaroh, maupun kehidupan sehari-hari keagamaan di Indonesia,” kata Presisden Jokowi pada Konferensi Pers di Istana, usai bertemu para ulama.
Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa anggota OKI sangat mengapresiasi ulama yang mengambil sikap tegas terhadap kasus penistaan agama.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
“Kami berharap ulama sudah berani mengambil sikap tegas, antara Islam dan Ke Indonesiaan, masalah ini bukan harus di pertentangkan, tetapi mari kita bersama-sama mengambil sikap yang tegas untuk keutuhan dan persatuan bangsa,” kata Presiden Jokowi.
Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi mengakui demo 4 November menjadi salah satu agenda yang dibahas pada pertemuan ini.
Menurut Presiden Jokowi, unjuk rasa adalah hak demokratis warga, tetapi bukan hak memaksakan kehendak dan bukan hak untuk merusak.
Jokowi juga menegaskan, pemerintah akan menjamin hak menyampaikan pendapat setiap warga negara. Namun, pemerintah juga akan mengutamakan ketertiban umum.
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
“Aparat keamanan sudah saya minta bersiaga dan melakukan tugas secara profesional jika ada tindakan anarkistis oleh siapa pun,” kata Jokowi. (L/P007/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda