Jakarta, 15 Dzul Qa’dah 1436/30 Agustus 2015 (MINA) – Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Joserizal Jurnalis mengatakan, dia melihat ada kerukunan yang tercipta di kota Yangon, kota terbesar di Myanmar.
Joserizal menceritakan, sekembalinya dari Rakhine State, saat berada di Yangon waktu malam, ia keliling dan melihat banyak sekali masjid. Bahkan azan boleh kumandangkan dengan keras-keras.
“Saya menyaksikan banyak masjid, ada gereja Katolik dan juga gereja Armenia,” kata Joserizal kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Bandara Soekarrno Hatta Ahad (30/8) sore, sepulang melakukan kunjungan ke Myanmar.
Selain itu, lanjut Joserizal, pihaknya juga melihat ada Pagoda. “Mereka semua hidup rukun dan beragam,” katanya.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Ditangkap setelah Petugas Grebek Rumahnya
Aktivis kemanusiaan yang sering turun ke daerah konflik sebagai dokter spesialis bedah tulang ini mengharapkan, agar di Myanmar warga mayoritas dapat melindungi minoritas dan minoritas menghormati mayoritas.
Dalam kunjungannya ke Myanmar, dia bersama tim membawa bantuan rakyat Indonesia untuk warga di Rakhine State yang kental dengan isu etnisnya. Meski demikian, lembaga medis ini bisa diterima oleh pemerintah setempat karena dipandang profesional dan netral dalam mengemban misi kemanusiaan.
Bahkan Gubernur Rakhine State memberikan lokasi strategis bagi MER-C untuk mendirikan pusat kesehatan yaitu Indonesia Health Centre (IHC).
Gubernur U Maung Maung Ohn yang mengundurkan diri pada Jumat lalu sebagai gubernur, merekomendasikan sebuah lokasi di Mrauk-U, yang nantinya para relawan medis asal Indonesia bisa menjangkau komunitas Budha dan Muslim di daerah itu. (L/P010/P001/P2)
Baca Juga: Jepang Dilanda Gempa M 6,9 Berpotensi Tsunami
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: 58 Pengungsi Rohingya Ditahan Saat Masuk ke Bangladesh