Riyadh, 15 Dzulqa’dah 1437/18 Agustus 2016 (MINA) – Juru bicara koalisi Arab, Jenderal Ahmed Asiri membantah tuduhan yang sengaja menyerang sebuah sekolah di kawasan kekuasaan milisi Houtsi, Sa’dah, Yaman Utara, yang menewaskan sedikitnya 10 anak-anak.
“Serangan ditujukan ke kamp pelatihan milisi Houtsi, Al Houda di Sa’dah, bukan sekolah,” tegas Asiri, Ahad (14/8) seperti diberitakan oleh harian Saudi Okaz.com yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Menurut sumber pemerintah Yaman yang diterima koalisi tidak terdapat sekolah di Sa’dah. Koalisi itu justru menuduh kamp tersebut sengaja digunakan untuk memberikan pelatihan militer kepada anak-anak.
“Apa yang anak-anak lakukan di kamp pelatihan militer?” ujar Asiri mempertanyakan jatuhnya korban dari anak-anak.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Asiri meminta organisasi kedoktaran, MSF (Medecins Sans Frontieres) sebaiknya fokus mencegah aktifitas perekrutan anak-anak sebagai pasukan perang oleh milisi dari pada terus bersuara lewat media.
Sebelumnya juru bicara MSF, Malak Shaher melaporkan menerima 10 jenazah anak-anak dan 28 korban luka akibat serangan yang menargetkan sebuah sekolah tahfidz Al Quran di Haedan, Sa’dah.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam pernyataannya pada di laman resmi UN News edisi Senin (15/8) menyatakan “kecewa” sebab warga sipil, termasuk anak-anak, terus menanggung beban yang semakin berat akibat dari pertempuran dan operasi militer di Yaman.
Badan PBB untuk Dana Anak-anak (UNICEF) terus menyeru semua pihak yang terlibat perang di Yaman untuk menghormati hukum internasional.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Konflik Yaman telah berlangsung hampir 16 bulan, tapi pelanggaran serius masih terus terjadi. Terutama dalam beberapa pekan terakhir telah terjadi di Marib, Al-Jawf, Taiz dan di daerah perbatasan dengan Arab Saudi.
Pada tanggal 6 Agustus lalu, utusan khusus PBB telah mengumumkan waktu jeda satu bulan untuk pembicaraan perundingan, dan fokus pada “pembicaraan terpisah untuk mencari rincian teknis yang tepat”. (T/P012/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata