Ankara, 17 Jumadil Akhir 1437/26 Maret 2016 (MINA) – Ibrahim Kalin, Juru Bicara Presiden Turki menyebut strategi anti-ISIS (Islamic State) telah gagal.
Pada Sabtu (26/3), Kalin menyerukan peninjauan strategi anti-Daesh di Suriah dan Irak untuk mencegah penyebaran terorisme. Demikian Anadolu Agency memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dalam kolom mingguannya di harian berbahasa Inggris, Daily Sabah, Kalin mengatakan ada pelajaran yang bisa dipelajari dari “tindakan pengecut dan kebiadaban terbaru” di Brussels, di mana serangan dua bom yang diklaim ISIS menewaskan 31 orang dan melukai ratusan lainnya.
Pengeboman Selasa di ibukota Belgia itu terjadi beberapa hari setelah serangan bom di Istanbul dan Ankara.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Pertama-tama, strategi anti-Daesh perlu direvisi,” kata Kalin. “Strategi saat ini, yang difokuskan pada serangan udara terhadap sasaran-sasaran Daesh (ISIS) di Suriah dan Irak, telah gagal menghentikan Daesh menyerang di Suriah, Turki, Eropa dan perang AS di Suriah terus memberi makanan kepada rakasa Daesh. Semakin lama kita membiarkan perang ini berlanjut, terorisme Daesh yang mematikan semakin menjadi.”
Menurutnya, konflik di Suriah dan masalah keamanan dan politik di Irak telah mengizinkan ISIS tumbuh.
Selama tiga tahun, kata Kalin, Turki telah mendeportasi lebih dari 3.000 orang dan menempatkan 37.000 lainnya pada daftar dilarang masuk karena diduga memiliki hubungan dengan terorisme. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza