Kabul, MINA – Juru bicara Pemerintah Taliban di Afghanistan, Zabihullah Mujahid menyambut baik pertemuan dan deklarasi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) tentang negara tersebut baru-baru ini.
Namun, meminta komunitas internasional untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri Afghanistan.
OKI sebelumnya dalam pertemuan luar biasa menteri-menteri OKI di Istanbul menyuarakan kekhawatiran atas pembatasan pendidikan untuk perempuan Afghanistan.
“Komunitas internasional harus melanjutkan kerja sama dengan Afghanistan dan tidak boleh ada yang mencampuri urusan dalam negeri Afghanistan,” demikian pernyataan Zabihullah.
Baca Juga: Bantah Bantai Muslim Rohingya, Milisi Buddha Klaim yang Dibunuh Tentara Myanmar
“Kekhawatiran organisasi tersebut mengenai pendidikan perempuan dapat dipahami, namun kepemimpinan Islam mengambil langkah sementara untuk hal ini dan kekhawatiran itu akan teratasi setelah adanya lingkungan yang kondusif,” katanya.
“Taliban juga meminta organisasi-organisasi internasional, terutama OKI, agar memiliki pemahaman yang erat dengan Kabul,” ujarnya.
Menyusul pertemuan luar biasa yang digagas oleh Turki itu, organisasi yang berbasis di Jeddah itu menyuarakan keprihatinan mereka terhadap pembatasan yang diberlakukan pemerintah Taliban bagi perempuan Afghanistan.
OKI juga memutuskan untuk mengutus delegasi ke Afghanistan guna membicarakan hak-hak perempuan atas pendidikan dan pekerjaan dengan Taliban.
Baca Juga: Polisi Pakistan Dituduh Terima Suap untuk Pembebasan Migran Afghanistan
Desember 2022 lalu,Taliban melarang perempuan berkuliah dan bekerja pada organisasi di dalam dan luar negeri serta melarang mereka terjun ke dunia politik. Sebelumnya, anak perempuan telah dilarang untuk mengenyam pendidikan di sekolah menengah. (T/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Persatuan Penyiaran Negara-negara Arab Kecam Keras Serangan Israel terhadap Jurnalis di Gaza