Oleh: Kurnia MH Jurnalis MINA
Pada surat Al Maidah ayat 8, bahwa setiap muslim harus berlaku jujur, adil, dan ikhlas dengan niat tulus karena Allah Subhanahu wa ta’ala.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Jujur dan Adil biasa kita singkat dengan istilah Jurdil, kata ini termaktub dalam asas UUD 1945 atau asas Pemilihan Umum (Pemilu) yang dikenal sebagai Jurdil menjadi dasar pelaksanaan Pemilu di Indonesia. Sahabat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang memiliki sifat jujur dan adil adalah Abu Bakar Ash Shiddiq radiallahu anhu. Gelar Shiddiq yang disematkan pada namanya menjadi bukti kejujuran beliau semasa hidupnya
Kata kejujuran dan keadilan saling berkaitan dan salah satu pilar akidah Islam, bertindak jujur akan membawa keberkahan dan keselamatan dunin maupun akhirat karena dengan jujur, Allah senantiasa menurunkan rezekinya.
Keadilan inti dari ajaran Islam, diharuskan semua umat manusia khusus umat Islam menerapkan keadilan pada semua tindakan, sebab kejujuran merupakan bagian dari keadilan. Seseorang dapat bertindak adil, maka dia berlaku jujur.
Memiliki sikap Jujur dan adil harus berani mengatakan kebenaran yang sesuai dengan hukum, baik menerapkan teori prinsip etika berbisnis dalam Islam dengan prinsip-prinsip yang Rasulullah ajarankan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Sahabat Abu Bakar diberi gelar Ash Shiddiq yang bermakna jujur dan benar, karena selalu mengakui dan membenarkan kenabian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam segala kejujuran di hati. Sebab itu, Ash Shiddiq juga diartikan sebagai seorang yang jujur dalam hati dan lisannya.
Sementara mengutip dalam buku Abu Bakar ash-Shiddiq radiallahu anhu ditulis oleh Abdul Syukur al-Azizi, gelar tersebut erat kaitannya dengan perjalanan malam Isra Mi’raj yang dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Perawi Hakim meriwayatkan kisah dari istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, Aisyah radiallahu anhu, dalam kitab Al Mustadrak mengenai awal mula pemberian gelar kepada Abu Bakar tersebut.
Allah juga memerintahkan kepada orang mukmin melaksanakan amal dan pekerjaan mereka dengan jujur, cermat, adil, dan ikhlas karena Allah. Hal tersebut bukan hanya urusan yang berhubungan dengan agama, tetapi di semua bidang pekerjaan dan semua urusan kehidupan duniawi seorang mukmin. Keadilan diperlukan dalam segala hal untuk menghadirkan ketentraman, kemakmuran, ketertiban, dan kebahagiaan dunia akhirat.
Berlaku adil adalah salah satu jalan terdekat untuk bertakwa kepada Allah. Allah akan memberikan ampunan dan pahala yang besar bagi siapa yang sanggup menjalankan perintah-Nya.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Berlaku adil pun bukan hanya kepada sesama Muslim, tetapi kepada siapa saja, bahkan kepada orang kafir dan orang yang tidak disukai. Dalam kesaksian, mereka harus adil menerangkan apa yang sebenarnya terjadi tanpa memandang siapa orangnya, walaupun akan menguntungkan lawan dan merugikan kerabat dan sahabat.
Kejujuran akan membimbing dan mengarahkan seseorang ke jalan kebaikan, sedangkan keadilan akan membimbing masyarakat menuju keseimbangan dalam kehidupan sosialnya. Perilaku bohong dapat merugikan orang lain dalam aspek kehidupan.
Maka, dengan berperilaku jujur dan adil dapat menegakkan keadilan. Kebohongan dapat membuat merasa sulit percaya, tidak dihargai, dan timbul rasa benci, dapat menjadi perselisihan. (AK/R4/P2)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Mi’raj News Agency (MINA)