New York, 20 Dzulhijjah 1437/23 September 2016 (MINA) – New York City di Amerika Serikat merupakan kota yang paling kuat secara ekonomi dan pusat keuangan terkemuka dunia. Namun predikat itu tidak bersisihan dengan realitas tingginya jumlah gelandangan di sana.
Laporan kantor berita Sputnik yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu (24/9), menunjukkan ledakan jumlah gelandangan atau kaum tunawisma di New York City memecah rekor. Tercatat 59.698 orang tidur di tempat penampungan tunawisma dalam satu malam saja.
Baca Juga: ispace Jepang Gagal Lagi: Wahana Pendarat Resilience Jatuh di Bulan
Komisioner Departemen Layanan Tunawisma, Steven Banks, mengatakan kepada Fox 5 NYC, “Masalah yang paling mendesak adalah memastikan tetap ada atap di atas kepala mereka dan merelokasi orang-orang ini dari sistem penampungan ke perumahan.”
Banks telah menjadi saran kritik setelah ia menyerukan mengubah sebuah hotel di Maspeth, Queens, menjadi tempat penampungan. Dia menegaskan angka rekor terbaru menunjukkan bahwa solusi ekstrem diperlukan untuk mengatasi masalah yang ekstrem pula.
Baca Juga: Penerbangan Langsung Pertama Saudi Mendarat di Suriah Usai Jeda 12 tahun
“Ini masalah yang tidak terjadi dalam semalam dan tidak akan diselesaikan dalam semalam,” tegas Banks.
“Kami harus terus fokus pada memastikan orang memiliki atap di atas kepala mereka setiap malam. Ini merupakan persyaratan hukum di New York City tetapi ini juga kewajiban moral untuk memastikan warga New York tidak berakhir di jalanan,” ujarnya.
Baca Juga: Trump Sanksi Empat Hakim ICC yang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
Banks mengklaim sebanyak 400.000 unit rumah dengan harga terjangkau telah menghilang di New York. Sementara di sisi lain jumlah tunawisma telah meningkat 115%.
Menurut mesin pencari apartemen dan r
Biaya hidup yang melangit memaksa orang-orang tinggal di perumahan penuh sesak dengan status ‘penyewa hantu’ karena nama mereka tidak tertera di kontrak sewa. (P022/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Universitas Belanda Bekukan Kerja Sama dengan 3 Universitas Israel