Ankara, MINA – Jumlah kunjungan warga Turki dan berbagai negara ke Al-Quds (Yerusalem) yang berangkat dari Turki terus meningkat walau ada keputusan Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalam sebagai ibukota Israel.
Yayasan Burak berbasis di Istanbul mengatakan berita tersebut datang kurang dari sebulan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan keputusannya untuk mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel, yang memicu kecaman di seluruh dunia dan demonstrasi yang meluas di wilayah suci itu.
“Turki telah berada di garis depan dalam mengangkat isu ini, bersama Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Adem Yenihayat, Kepala Yayasan Burak. demikian Anadolu Agency melaporkan yang dikutip MINA, Kamis (4/1).
Yayasan Burak adalah sebuah LSM yang berbasis di Istanbul menyelenggarakan perjalanan ke tempat-tempat suci umat Islam.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
“Kami biasa memiliki rata-rata 350 orang yang mengunjungi Al-Quds bersama kelompok kami setiap tahunnya, dan kami mengalami kesulitan memenuhi permintaan, Kami harus menjaga aplikasi yang masuk dalam daftar tunggu. Ada juga banyak pemesanan untuk beberapa bulan mendatang,”ujar dia.
Sementara Wakil Kepala Yayasan Ashab-i Aqsha Ahmet Hakan Karagul mengatakan, setelah Turki, Muslim dari Malaysia dan Indonesia juga sangat tertarik.
“Tiket untuk Turkish Airlines dan operator lainnya dari Turki telah terjual habis oleh kelompok perjalanan bahkan tanpa mengumumkan tanggalnya,” kata Karagul.
“Tidak ada hotel yang tersedia di dekat Masjid Al-Aqsha, karena mereka sudah disediakan beberapa bulan sebelumnya. Perkembangan tersebut telah menggembleng umat Islam, dan mereka mulai mengklaim Masjid Al-Aqsa, “tambah Karagul.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Numan Balci, pemilik perusahaan Pariwisata Kible (Qibla) dan pemandu Al-Quds, mengecam langkah AS sebagai perilaku “sombong”.
“Pihak berwenang Israel melaporkan bahwa 2.300 orang Turki tiba di Al-Quds pada hari Jumat yang lalu. Biasanya 150-200 orang melakukan kunjungan. Permintaan juga meningkat di perusahaan kami. Kami telah mempersiapkan perjalanan wisata kami untuk enam bulan pertama tahun 2018,” jelas Balci.
“Tingkat hunian sekarang 70 persen. Saya pikir angka ini akan naik lagi jika Turkish Airlines merevisi harganya, “tambah Balci.
Desember lalu, PBB menolak keputusan AS untuk mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel. Hanya segelintir negara bagian yang berdiri di AS dalam pemungutan suara 128-9, meski mendapat ancaman untuk memotong bantuan ke negara-negara yang menentangnya. (TR03/P1)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)