Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Tengah Turun Jadi 10,47 Persen

Zaenal Muttaqin Editor : Widi Kusnadi - Selasa, 2 Juli 2024 - 17:23 WIB

Selasa, 2 Juli 2024 - 17:23 WIB

21 Views

Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana dan Inspektur Utama BPS Dadang Hardiwan (Foto: Humas Prov. Jateng)

Semarang, MINA – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat, persentase penduduk miskin di Jawa Tengah pada Maret 2024, turun menjadi 10,47 persen atau turun 87,20 ribu orang, dari 3,79 juta orang, menjadi 3,70 juta orang.

Inspektur Utama BPS Dadang Hardiwan menyebut, jumlah itu adalah catatan persentase penduduk miskin paling rendah di Jawa Tengah.

Dadang menyampaikan hal itu saat jumpa pers daring pada laman YouTube BPS Jateng, yang dipantau MINA, Selasa (2/7/2024). Pada kegiatan itu, hadir pula Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana.

Menurut Dadang, penurunan persentase penduduk miskin diketahui setelah ada Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2024. Adapun, untuk mengukur kemiskinan, digunakan metode konsep kebutuhan dasar atau basic need approach.

Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo

Ia mencatat, ada fenomena sosial yang berpengaruh pada penurunan kemiskinan di Jateng. Pertama, penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2024 sebesar 4,39 persen.

Catatan itu lebih rendah dibanding periode yang sama 2023, yang tercatat 5,24 persen. Selain itu, Nilai Tukar Petani pada Maret 2024 tercatat 114,2, atau meningkat dibanding Maret 2023 yang sebesar 107,52.

Selain itu, terjadi penurunan inflasi dari tahun ke tahun. Tercatat, pada Maret 2024-Maret 2023 berada pada posisi 3,40 persen. Tercatat pula, perekonomian pada triwulan I Tahun 2024 tumbuh 4,97 persen secara Years on Years.

“Kondisi persentase kemiskinan pada Maret 2024 ini tercatat 10,47 persen, artinya turun 0,30 persen dibanding tahun lalu, tahun lalu yang ada di 10,77 persen,” tutur Dadang.

Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah

Ia menyebut, penurunan ini tidak hanya terjadi di perkotaan. Wilayah perdesaan pun demikian. Selain itu, tingkat kedalaman kemiskinan pun mengalami penurunan.

Tercatat, pada Maret 2023 jumlah penduduk miskin di pedesaan mencapai 1,97 juta orang. Jumlah ini mengalami penurunan pada Maret 2024 sebanyak 101,02 ribu orang menjadi 1,87 juta orang miskin.

Sementara, di perkotaan, dari jumlah penduduk miskin 1,82 juta orang pada Maret 2023, turun menjadi 1,83 juta orang pada Maret 2024.

“Sebelum Covid-19 memang pernah mencapai 10 persen, tetapi masih di atas 10,47 persen. Bahkan, setelah Covid-19 mengalami kenaikan 11,84 persen, ini dari catatan kami ke belakang, memang 10,47 persen ini, persentase penduduk miskin paling rendah,” terangnya.

Baca Juga: UAR Korwil NTT Ikuti Pelatihan Water Rescue

Menanggapi hal ini, Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengucap syukur. Ia mengajak jajarannya dan seluruh pihak, untuk meningkatkan upaya penanganan kemiskinan yang dinilai tepat dan efektif.

Di antaranya, menjaga stabilitas harga, mengawal investasi, dan meningkatkan pendidikan vokasi, agar siap menyuplai tenaga kerja, untuk mengurangi pengangguran. Selain itu, ia meminta agar bantuan yang diberikan kepada warga miskin tepat sasaran.

“Dalam penanganan kemiskinan, langkah kami salah satunya menjaga stabilitas ekonomi dengan stabilisasi harga. Untuk membantu masyarakat, kami juga menyalurkan bansos. Kepada kepala OPD kami harap juga selalu berinovasi, untuk melihat perkembangan di lapangan,” pungkas Nana. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Kamis Ini

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Preneur
Kolom
Indonesia