Jakarta, MINA – Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek Dr Mohammad Sofwan Effendi mengatakan, jumlah publikasi penelitian Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN dalam tiga tahun terakhir.
“Kita boleh bangga bahwa minimal publikasi penelitian kita pada tiga tahun terakhir ini tertinggi di ASEAN, melebihi Malaysia,” kata Sofwan dalam acara World Class Professor di Jakarta, Jumat (9/12).
Artinya, lanjut Sofwan, geliat kebangkitan untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah melalui penelitian sudah mulai merata dan ini akan terukur di beban kerja dosen.
Tahun ini, terdapat 78 dosen penerima program World Class Professor (WCP). Selama empat bulan mengikuti program tersebut mereka telah menghasilkan karya 130 publikasi penelitian.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Sofwan menyebut 93 dari 130 jurnal tersebut masuk dalam jurnal Q1 atau Quartile 1 (25 jurnal teratas paling berpengaruh) dan Q2 (50 jurnal paling berpengaruh). Ia berharap karya ilmiah yang sudah dihasilkan itu dapat dihilirisasi.
Meskipun sudah unggul dari segi jumlah, Sofwan mendorong untuk meningkatkan kualitas dari produk publikasi penelitian.
Oleh karena itu dalam dua tahun terakhir, Dirjen Dikti khususnya sudah menggelontorkan satu skema funding dengan harapan agar produk-produk atau penelitian dari dosen itu bisa ditangkap langsung oleh mitra kerjanya baik industri maupun perumus kebijakan.
“Tidak hanya publikasi yang diperbanyak tetapi juga kebermanfaatan dari penelitian,” jelasnya. (L/RE1/P1)
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Mi’raj News Agency (MINA)