Tel Aviv, MINA – Jumlah orang Yahudi Amerika yang pindah ke permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki Israel telah meningkat secara dramatis, menurut data terbaru dari Biro Pusat Statistik Tel-Aviv.
Dari 2.296 warga AS yang bermigrasi ke negara pendudukan tahun lalu, 191 pindah ke pemukiman ilegal. Ini merupakan peningkatan hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya ketika kurang dari tiga persen menetap di wilayah Palestina, MEMO melaporkan pada Senin (13/9).
Orang Yahudi Amerika juga paling mungkin untuk menetap di wilayah pendudukan dibandingkan dengan sesama orang Yahudi dari bagian lain dunia. Mereka menyumbang lebih dari sepuluh persen dari semua pendatang baru yang tiba di Israel tahun lalu, mereka merupakan hampir sepertiga dari mereka yang memilih untuk menetap di Tepi Barat.
Disparitas ini dikatakan karena komunitas Yahudi Amerika lebih ortodoks dan cenderung berpandangan supremasi sayap kanan, seperti bahwa semua wilayah dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania diberikan kepada orang Yahudi oleh Tuhan.
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Alasan lain adalah organisasi Yahudi yang disubkontrakkan untuk menangani logistik imigrasi dari AS adalah Nefesh b’Nefesh swasta. Kelompok itu dikatakan mendorong orang-orang Yahudi Amerika menetap di Tepi Barat yang diduduki.
Sekitar seperempat dari komunitas yang disorot di situs webnya terletak di pemukiman ilegal, seperti Efrat, Ma’aleh Adumim dan Elkana. Mereka tidak menyebutkan fakta bahwa tempat-tempat ini tidak berada di dalam Israel.
Realitas buruk pengambilalihan tanah Palestina oleh pemukim yang datang dari AS menarik perhatian internasional awal tahun ini ketika seorang warga Israel kelahiran Amerika, Yaakov Fauci, terekam dalam video mencoba mengusir keluarga El-Kurdi Palestina dari rumah mereka di Sheik. Lingkungan Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki.
“Jika saya tidak mencurinya, orang lain yang akan mencurinya,” kata Fauci dalam sebuah video yang menjadi viral dan memicu kecaman internasional. Ia lahir di Long Island, New York, dan direkrut oleh Nahalat Shimon International, sebuah organisasi pemukim yang berbasis di AS yang berusaha mengubah demografi Yerusalem Timur yang diduduki. (T/R7/P1)
Baca Juga: Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 7 Orang Syahid
Mi’raj News Agency (MINA)