Nay Pyi Taw, MINA – Junta militer Myanmar yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta empat bulan lalu, telah membela cara mereka menangani protes dan pemogokan harian antikudeta yang telah melumpuhkan bangsa dan menciptakan ketakutan akan terjadinya perang saudara skala penuh.
Wunna Maung Lwin, Menteri Luar Negeri yang ditunjuk junta membela rencana militer untuk memulihkan demokrasi pada pertemuan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Chongqing, China, Senin (7/6), demikian Press TV melaporkan.
Dalam pertemuan tersebut, para menteri luar negeri dari 10 negara Asia Tenggara mengungkapkan kekecewaannya atas kemajuan yang “sangat lambat” yang dibuat oleh militer dalam proposalnya untuk mengakhiri gejolak tersebut.
Menteri Luar Negeri Junta Myanmar , bagaimanapun, mengatakan bahwa militer telah membuat kemajuan pada peta jalan lima langkahnya yang diumumkan setelah kudeta pada 1 Februari. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Mi’raj News Agency (MINA)