New York, 23 Jumadil Akhir 1436/12 April 2015 (MINA) – Didorong oleh mimpi masa kecilnya menjadi jurnais, seorang wanita Muslimah Amerika untuk pertama kalinya menjadi seorang penyiar di salah satu televisi komersial di Amerika Serikat.
“Saya ingin menjadi wartawan, dan saya memiliki dasar kemampuan untuk berbicara (menjadi penyiar),” kata wartawan Muslimah Noor Al-Huda Tagouri sebagaimana Onislam yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Ahad (12/4).
“Saya tidak pernah terpikir akan mengenakan jilbab ini, ketika saya mulai memakainya, saya memutuskan masih ingin menjadi jurnalis, jelas saya tidak ingin menghentikan mimpi saya,” ujar Noor.
Mengatasi perjuangan untuk identitasnya sebagai seorang Muslimah Amerika, wartawan Libya-Amerika mengatakan, dia didorong oleh semangat yang berapi-api.
Baca Juga: Di Balik Hijab, Ada Cinta
“Nama saya Noor, berarti ‘cahaya’. Nama tengah saya Al-Huda, jadi Noor Al-Huda berarti ‘cahaya penuntun’,” ujarnya.
Noor mengatakan, namanya sendiri menginspirasi dirinya untuk menjadi cahaya penuntun.
Tagouri (21) akhirnya bisa menggapai mimpinya setelah meluncurkan kampanye media sosial dengan hastag #LetNoorShine pada 2012 untuk mendorong dirinya dan orang-orang agar mengejar impian mereka.
“Saya mulai memutuskan untuk menjadi seorang jurnalis berjilbab di televisi Amerika, saat memulai kampanye #LetNoorShine,” katanya.
Baca Juga: Menjadi Pemuda yang Terus Bertumbuh untuk Membebaskan Al-Aqsa
Bangga mengenakan jilbab, Tagouri memiliki sekitar 89.000 pengikut di halaman resmi Facebook-nya.
Sebelumnya, dia pernah ditawarkan oleh Direktur CBS Radio, Justine Love untuk magang ketika ia berusia 18 tahun.
Menurut Noor, magang di CBS Radio merupakan langkah penting baginya untuk menjadi seorang jurnalis, hingga pada akhirnya ketika berumur 21 tahun ia menjadi jurnalis di salah satu TV Amerika.(T/P008/R05)
Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini
Mi’raj ISlamic News Agency (MINA)