Ketika bom terus mengguncang Gaza, suara-suara kebenaran juga ikut dibungkam satu per satu. Dua jurnalis Palestina kembali menjadi korban dalam serangan udara Israel yang menyasar langsung kawasan tenda wartawan di dekat Rumah Sakit Nasser, Khan Younis.
Helmi Al-Faqaawi dan Saeed Amin Abu Hasanein dari Radio Suara Al-Aqsa menjadi nama terbaru dalam daftar panjang jurnalis yang gugur, kini mencapai 212 orang sejak dimulainya agresi genosida penjajah Zionis Israel.
Majlis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) mengecam keras apa yang disebutnya sebagai kampanye sistematis militer Israel untuk membungkam media dan mengaburkan kebenaran dari mata dunia.
Dalam pernyataan resminya yang diterima MINA, Rabu (30/4), MAPIM mendesak komunitas internasional, khususnya lembaga-lembaga pers global, untuk tidak tinggal diam terhadap pembunuhan jurnalis yang terang-terangan melanggar hukum humaniter internasional.
Baca Juga: Menlu RI Hadiri Pertemuan BRICS di Brasil, Serukan Aksi Global untuk Perdamaian Gaza
“Ini bukan sekadar pelanggaran hak asasi manusia, tapi kejahatan perang yang disengaja. Membunuh jurnalis berarti membunuh kebenaran,” tegas Mohd Azmi Abdul Hamid, Presiden MAPIM.
MAPIM menyerukan agar Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), Federasi Wartawan Arab, serta seluruh organisasi media dunia segera mengecam tindakan Israel yang secara konsisten menargetkan wartawan. Lembaga tersebut juga mendesak agar pembunuhan ini didokumentasikan sebagai bagian dari kejahatan perang dan segera dibawa ke Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) di Den Haag.
“Media global tidak cukup hanya menyampaikan kabar duka. Mereka harus bertindak aktif mengungkap kejahatan perang yang terjadi dan mendorong pertanggungjawaban hukum bagi pelakunya,” ujar Azmi.
MAPIM juga menuding negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Prancis sebagai pihak yang turut bertanggung jawab. Dukungan politik, militer, dan diplomatik mereka kepada Israel, menurut MAPIM, membuat mereka bersubahat dalam kejahatan ini.
Baca Juga: OKI Apresiasi Al-Qur’an Bahasa Isyarat Gagasan Indonesia
Melindungi Mereka yang Mengabdi pada Kebenaran
Dalam pernyataannya, MAPIM menekankan tiga seruan mendesak yang harus segera menjadi prioritas dunia internasional. Pertama, seruan untuk intervensi global yang nyata guna menjamin perlindungan bagi para jurnalis dan pekerja media di Gaza, yang saat ini menjadi sasaran empuk serangan militer Israel. Mereka bukan hanya kehilangan ruang aman, tetapi juga nyawa, saat menjalankan tugas jurnalistik di medan konflik.
Kedua, MAPIM mendesak dilakukannya pendokumentasian yang sistematis atas setiap insiden kekerasan terhadap komunitas media, sebagai dasar kuat untuk membawa para pelaku ke pengadilan internasional. Kejahatan terhadap jurnalis adalah kejahatan terhadap transparansi dan akuntabilitas global, dan harus dijawab dengan proses hukum yang tegas di Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Ketiga, MAPIM menuntut agar komunitas internasional, termasuk lembaga-lembaga multilateral dan negara-negara berpengaruh, melakukan tekanan politik dan diplomatik yang serius terhadap Israel. Tujuannya jelas, menghentikan genosida yang terus berlangsung di Gaza, yang tidak hanya merenggut nyawa warga sipil, tetapi juga menghancurkan pilar-pilar kebebasan informasi di tengah perang.
“Keberanian para jurnalis Palestina adalah pengabdian tertinggi untuk kemanusiaan. Mereka bekerja di bawah teror tanpa perlindungan, hanya demi memastikan dunia tahu apa yang sebenarnya terjadi,” tambah Azmi.
Baca Juga: Organisasi Advokasi Muslim Serukan Menteri Israel Ben-Gvir Diusir dari AS
Menutup pernyataannya, MAPIM mendoakan para jurnalis yang gugur agar mendapat tempat mulia di sisi Tuhan dan memohon kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan. Solidaritas penuh disampaikan kepada rakyat Palestina dan para pewarta lapangan yang terus mempertaruhkan nyawa demi menegakkan keadilan dan menyuarakan penderitaan.
“Dunia tidak boleh terus menjadi penonton bisu. Setiap jurnalis yang dibungkam adalah bagian dari upaya membungkam kemanusiaan itu sendiri.”[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menlu Turkiye Bahas Krisis Gaza dengan Delegasi Hamas