Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jurnalis Muslim Dihalangi Liput Pangeran William

Rudi Hendrik - Rabu, 27 Juni 2018 - 17:41 WIB

Rabu, 27 Juni 2018 - 17:41 WIB

16 Views

Ilustrasi: Para jurnalis yang meliput di Jalur Gaza, Palestina. (Foto: Abed Rahim Khatib/Flash90)

Yerusalem, MINA – Keamanan Israel di kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilaporkan menghalangi jurnalis Muslim meliput kunjungan Pengeran William dari Kerajaan Inggris.

Seorang wartawan Associated Press Nabi Qena pada Selasa (26/6) ditanyai tentang agama dan latar belakang etnisnya oleh keamanan, demikian The New Arab melaporkan.

Qena adalah produser televisi utama AP untuk Israel dan wilayah Palestina.

Ia ditahan di pintu masuk ke kediaman Netanyahu selama 45 menit, memaksanya tidak dapat meliput acara tersebut, sementara wartawan lain diizinkan masuk.

Baca Juga: Hamas: Palestina Harus Bersatu untuk Pertahankan Tepi Barat

Kantor Netanyahu kemudian meminta maaf, dengan menyebut “kesalahan manusia.”

Qena adalah seorang pria etnis Albania dari Kosovo dan warga Albania. Dia telah bekerja bersama AP selama 10 tahun.

Dia mengatakan, dia berulang kali ditanyai oleh penjaga keamanan tentang “asal etnisnya.”

Rekan-rekan AP, di tempat kejadian dan di biro Yerusalem, ditanya oleh para pembantu Netanyahu tentang agama Qena dan apakah dia seorang Muslim.

Baca Juga: Hamas Lepas Delapan Sandera, 110 Tahanan Palestina Bebas dari Penjara Israel

Qena telah mendaftar untuk acara itu sebelumnya dan diyakinkan dia akan diizinkan masuk.

The Associated Press mengecam profil etnis dan agama yang mencolok dari seorang jurnalis AP dan menyerukan kepada kantor Perdana Menteri untuk segera menghentikan praktik-praktik bias semacam itu,” kata Lauren Easton, Direktur Hubungan Media AP.

Media internasional telah mengalami berulang kali pelecehan oleh keamanan Israel.

Selama bertahun-tahun, ada beberapa insiden agen keamanan yang memerintahkan jurnalis internasional dan Arab untuk menjalani pemeriksaan telanjang di kantor Netanyahu, selain masuk melalui detektor logam.

Baca Juga: Sebanyak 43 Jenazah Ditemukan di Gaza Selama 24 Jam Terakhir

Baru-baru ini, setidaknya empat wartawan internasional dipaksa menjalani pemeriksaan telanjang di sebuah penyeberangan perbatasan Israel saat kembali dari Jalur Gaza.

The Foreign Press Association (FPA) yang mewakili wartawan yang bekerja untuk puluhan media internasional, mengutuk apa yang disebut “perilaku tercela dan tidak dapat dipertahankan.”

“Kami meminta kantor Perdana Menteri untuk segera meminta maaf dan mendesak kantor Duke of Cambridge untuk berbicara menentang perilaku ofensif ini, yang telah merusak kunjungan bersejarah. Cukup sudah,” kata FPA. (T/RI-1/P1)

 

Baca Juga: Al-Qassam Umumkan Syahidnya Panglima Militer Mohammed Deif

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: 66 Tahanan Palestina Dibebaskan dari Penjara Israel Tiba di Ramallah

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom