Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jurnalis Senior Turki Kritik Cerita Pro-Teror Ala Media Barat

Bahron Ansori - Ahad, 2 Desember 2018 - 12:03 WIB

Ahad, 2 Desember 2018 - 12:03 WIB

4 Views

Anak-anak berjalan di alun-alun di Afrin Suriah, yang dibersihkan dari teroris YPG / PKK-Daesh dalam Operasi Ranting Zaitun yang dilakukan oleh tentara Turki, pada 15 November 2018. Pertumbuhan ekonomi meremajakan kehidupan sosial di Afrin setelah kota itu dibersihkan dari teroris. ( Emin Sansar - Anadolu Agency )

Istanbul, MINA – Seorang wartawan senior yang bekerja untuk Anadolu Agency mengecam media Barat karena bias dalam pemberitaan tentang operasi anti-teror lintas-perbatasan Turki.

“Selama Operasi Ranting Zaitun, media Barat membuat cerita tentang organisasi teroris PKK yang salah sebagai fakta, tanpa konsultasi Turki, dan prinsip-prinsip dasar dan universal jurnalisme tidak digunakan untuk organisasi teroris PKK / YPG,” Hasan Oymez, direktur editorial Departemen Berita Turki di Anadolu Agency, mengatakan pada sebuah forum di Istanbul berjudul ‘Mengubah Ancaman, Terorisme Internasional dan Peperangan Hibrida.

Pada 20 Januari lalu, Turki meluncurkan Operation Ranting Zaitun untuk membebaskan kota Afrin Suriah barat laut dari YPG / PKK dan kelompok teroris Daesh (ISIS).

Pada tanggal 18 Maret, pasukan Turki dan Tentara Pembebasan Suriah membebaskan pusat kota Afrin.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Oymez menyalahkan media Barat, karena telah membuat cerita tanpa memasukkan opini Turki dan berita itu diajukan seolah-olah klaim PKK adalah benar.

“Mereka tidak mengeluarkan koreksi apa pun setelah kisah-kisah mereka diungkapkan sebagai kebohongan. Media Barat tidak memiliki hak untuk mengajarkan jurnalis Turki.”

Oymez menekankan bahwa media Barat tidak memandang PKK sebagai organisasi oposisi meskipun mereka telah menargetkan serangan terhadap tentara Turki dan pegawai publik setidaknya selama 30 tahun.

Dalam lebih dari 30 tahun kampanye teror melawan Turki, PKK – yang terdaftar sebagai organisasi oposisi oleh Turki, AS dan Uni Eropa – bertanggung jawab atas kematian hampir 40 ribu orang.(T/RS3/P2)

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Asia
Internasional
Internasional
Internasional
Kolom