Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jurnalis Turkiye Kehilangan Kakinya dalam Serangan Israel di Gaza

Arina Islami - Sabtu, 13 April 2024 - 08:37 WIB

Sabtu, 13 April 2024 - 08:37 WIB

3 Views

Gaza, MINA – Tiga jurnalis terluka akibat serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza, Palestina. Salah satu di antaranya mengalami luka parah hingga kehilangan kakinya.

Sami Shehadeh, seorang jurnalis Turkiye TRT, kakinya diamputasi setelah terluka dalam serangan pada Jumat (12/4), menurut saluran tersebut. Koresponden TRT Arabi, Sami Berhum juga terluka.

Terbaring di lantai Rumah Sakit al-Aqsa di Kota Gaza Deir el-Balah, Shehadeh mengatakan kepada wartawan AFP bahwa dia berada “jauh dari zona bahaya. Saya bahkan dikelilingi oleh orang-orang dan jurnalis,” saat penyerangan terjadi.

“Kami terkena tembakan ketika ada serangan yang menargetkan kami, saya tidak tahu apakah itu rudal atau tank. Saya melihat kaki saya diamputasi,” ujar Shehadeh, mengutip Al Jazeera. 

Baca Juga: ICESCO Tetapkan Keffiyeh Jadi Warisan Budaya Tak Benda Palestina

“Saya mengenakan rompi pers dan helm dan bahkan bagi orang buta pun jelas bahwa saya adalah seorang jurnalis,” tambahnya.

Direktur Jenderal TRT, Zahid Sobaci menyebut serangan itu sebagai “kebrutalan Israel” dan mengatakan bahwa serangan tersebut telah melampaui semua “batas moral, hukum atau kemanusiaan.”

“Kendaraan tim dari TRT Arabi [saluran berbahasa Arab TRT] yang bersiap untuk menyiarkan dari kamp Nuseirat… menjadi sasaran serangan tentara Israel,” laporan TRT.

Kantor media Gaza mengutuk serangan Israel terhadap kendaraan yang membawa ketiga jurnalis tersebut.

Baca Juga: Israel Akui 66 Tentaranya Cedera dalam 24 Jam

“Kami mengutuk keras penargetan jurnalis dan awak media yang dilakukan pasukan pendudukan Israel,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Pasukan Israel “dengan sengaja membunuh dan melukai jurnalis dalam upaya untuk menakut-nakuti, mengancam, dan mencegah jurnalis menjalankan tugas mereka, serta untuk membungkam kebenaran,” tambahnya.

Jonathan Dagher, kepala Reporters Without Borders (RSF) Timur Tengah, mengatakan laporan tentang jurnalis yang diserang, dilukai, dan dibunuh di Gaza oleh Israel telah menjadi “hal yang lumrah”.

“Kami harus melaporkannya hampir setiap hari selama enam bulan terakhir. Ini hanyalah serangan terbaru, ini mengerikan… tidak bisa diterima,” katanya.

Baca Juga: Menteri Keuangan Israel Serukan Pendudukan Penuh di Gaza Utara

Dagher menggambarkan serangan itu “tidak beralasan”, dan mengatakan ada cukup bukti untuk membuktikan bahwa kendaraan tersebut menjadi sasaran.

Dia mengatakan, sudah lebih dari 100 jurnalis dibunuh oleh Israel di Gaza selama enam bulan terakhir.

“Pembantaian ini harus dihentikan,” tambahnya. Dagher menyerukan komunitas internasional untuk “meningkatkan tekanan” terhadap Israel.

Kantor media Gaza dan Reporters Without Borders mengatakan ada bukti yang menunjukkan bahwa serangan tersebut merupakan serangan yang ditargetkan.

Baca Juga: Citra Satelit Tunjukkan Penghancuran Sistematis Area Pemukiman Gaza Utara

Berbicara kepada wartawan di Ankara, direktur komunikasi kantor kepresidenan Turki Fahrettin Altun mengatakan bahwa “Israel menargetkan, dengan sengaja dan rela melakukan pembantaian ini.”

Altun melaporkan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah membahas serangan itu melalui panggilan telepon.

Setidaknya 70 orang yang terluka dalam serangan Israel di kamp Nuseirat di Gaza tengah telah dibawa ke Rumah Sakit al-Awda di kamp tersebut sejak Jumat pagi, menurut sumber lokal.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 33.600 orang sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2024. (T/Ai)

Baca Juga: Paus Fransiskus Serukan Penyelidikan Genosida di Jalur Gaza

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Reporters Without Borders Kecam Tuduhan Jurnalis Gaza ‘Teroris’

Rekomendasi untuk Anda