Landon, (MINA) – Seorang Juru Bicara Pemerintah Inggris Downing Street, pada Senin (13/11), menegaskan, tindakan kekerasan terhadap etnis Muslim Rohingya di Myanmar “terlihat sangat mirip pembersihan etnis”.
Dalam komentar yang dilaporkan di media Inggris, Street mengatakan, pemerintah Inggris sangat “terkejut dengan kekerasan tidak manusiawi yang telah terjadi di negara bagian Rakhine”.
“Ini adalah krisis kemanusiaan utama yang telah diciptakan oleh militer Burma dan sepertinya pembersihan etnis,” tambah Street. Demikian Anadolu Agency melaporkan dikutip MINA.
Ini mengikuti penjelasan PBB tentang kekerasan terhadap Muslim Rohingya sebagai “contoh buku teks tentang pembersihan etnis”.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Sebelumnya Senin (13/11), Bob Geldof pendiri Live Aid mengembalikan penghargaan kewarganegaraan di Dublin untuk memprotes tanggapan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi terhadap krisis Rohingya. Krisis sejak 25 Agustus, mengakibatkan lebih dari 611.000 orang telah melarikan diri dari negara bagian barat Rakhine ke Bangladesh.
Para pengungsi tersebut melarikan diri dari sebuah operasi militer Myanmar dimana pasukan keamanan dan gerombolan Buddha membunuh pria, wanita dan anak-anak, bahkan menjarah rumah dan membakar desa orang-orang Rohingya.
Etnis muslim Rohingya digambarkan oleh PBB sebagai orang-orang yang paling teraniaya di dunia dan telah menghadapi ketakutan yang meningkat atas serangan tersebut sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012. (T/R03/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel