Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JURU KAMERA AL JAZEERA MENINGGAL OLEH BOM REZIM SURIAH

Rudi Hendrik - Selasa, 8 Desember 2015 - 15:22 WIB

Selasa, 8 Desember 2015 - 15:22 WIB

265 Views

Tim medis menangani luka yang diderita Zakaria Ibrahim setelah terkena pecahan peluru dalam pengeboman rezim Suriah di desa Teldo, Homs, 1 Desember 2015. (Foto: Al Jazeera)
Tim medis menangani luka yang diderita <a href=

Zakaria Ibrahim setelah terkena pecahan peluru dalam pengeboman rezim Suriah di desa Teldo, Homs, 1 Desember 2015. (Foto: Al Jazeera)" width="550" height="309" /> Tim medis menangani luka yang diderita Zakaria Ibrahim setelah terkena pecahan peluru dalam pengeboman rezim Suriah di desa Teldo, Homs, 1 Desember 2015. (Foto: Al Jazeera)

Homs, 26 Safar 1437/8 Desember 2015 (MINA) – Juru kamera Al Jazeera Zakaria Ibrahim meninggal dunia setelah enam hari mengalami luka akibat terkena pecahan peluru ketika meliput pengeboman tentara Suriah di provinsi Homs.

Ibrahim meninggal pada Senin (7/12). Saat bertugas ia berada di desa Teldo untuk melaporkan gencatan senjata di sana antara oposisi Suriah dengan pasukan Presiden Bashar Al-Assad.

“Kru Al Jazeera sedang bersiap untuk melaporkan disepakatinya gencatan senjata sebelum pasukan rezim menargetkan desa Teldo,” kata Jalal Abu Sulaiman, wartawan Al Jazeera di kota itu, sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Sulaiman mengatakan, Ibrahim terkena pecahan peluru saat merekam gambar pengeboman itu. Pecahan peluru telah dicabut dari tubuhnya pada hari yang sama oleh petugas medis, tetapi kondisinya tetap kritis.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Ibrahim bekerja sebagai juru kamera kepada Al Jazeera selama lebih dari satu tahun dan telah memfilmkan banyak bentrokan dan perjanjian damai di Homs.

Homs telah menjadi titik beberapa protes terbesar sejak revolusi awal Suriah pada 2011 dan juga menjadi medan petempuran sengit antara oposisi Suriah melawan pasukan rezim.

Pasukan Assad mengendalikan sebagian besar Homs dengan pengecualian beberapa bagian utara. Beberapa penawaran damai telah disepakati antara pasukan rezim dan oposisi di berbagai belahan Homs dalam beberapa hari terakhir.

Lebih dari 250.000 orang telah tewas sejak konflik Suriah dimulai pada Maret 2011, termasuk sejumlah wartawan Al Jazeera.

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

September lalu, Ahmad Abdel Karim Masalameh, seorang wartawan Al Jazeera di Deraa meninggal saat meliput pertempuran di sana.

Pada Desember 2014, wartawan Al Jazeera Mahran Al-Dairi tewas saat melaporkan bentrokan antara pasukan rezim dan oposisi di Deraa.

Mohammad Jalil Al-Qasem tewas pada Sepember 2014 di pinggiran kota Idlib.

Pada 4 Desember 2013 juru kamera Yasser Al-Jumaili ditembak beberapa kali ketika ia mencoba meninggalkan Suriah dalam perjalanan setelah menyelesaikan tugas.

Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon

Pada Januari 2013, Mohammad Al-Hourani, koresponden Al Jazeera di Deraa, dibunuh oleh penembak jitu di pinggiran Busra Al-Harir.

Menurut Komite Perlindungan Wartawan, Suriah adalah negara paling berbahaya di dunia bagi wartawan. Sejak awal pemberontakan, puluhan wartawan telah tewas dan sejumlah lainnya diculik. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Palestina
Internasional
Internasional
Palestina