Gaza, MINA – Serangan pesawat tak berawak (drone) Israel terhadap pusat pengungsi PBB di Jalur Gaza selatan telah membunuh seorang juru kamera yang bekerja untuk jaringan televisi Al Jazeera yang berbasis di Qatar.
Samer Abu Daqqa, seorang fotografer dan anak keempat, terbunuh di Sekolah Farhana, yang merupakan pusat pengungsi berbendera PBB di kota Khan Yunis, pada Jumat (15/12), Press TV melaporkan.
Dia tiba di sana bersama kru pers Al Jazeera lainnya untuk melaporkan serangan udara sebelumnya terhadap pusat pengungsi tersebut.
Serangan pesawat tak berawak itu juga melukai kepala koresponden Al Jazeera di Gaza, Wael Dahdouh.
Baca Juga: [POPULER MINA] Perintah Penangkapan Netanyahu dan Layanan di Semua RS Gaza Berhenti
Berbicara dari ranjang rumah sakit, Dahdouh mengatakan, dia berhasil berjalan ke ambulans, tetapi Abu Daqqa terbaring berdarah di sekolah dan meninggal beberapa jam kemudian.
Dalam sebuah pernyataan, gerakan perlawanan Hamas Palestina yang berbasis di Gaza mengecam serangan pesawat tak berawak itu sebagai “usaha yang disengaja untuk mengintimidasi awak media agar tidak mendokumentasikan kekejaman Zionis di Jalur Gaza.”
“Hal ini memerlukan kecaman internasional yang luas dan tindakan tegas untuk melindungi warga sipil dan jurnalis dari tindakan mengerikan tentara pendudukan Nazi,” tambah Hamas.
Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), sebuah LSM independen dan nirlaba Amerika, setidaknya 64 jurnalis dan pekerja media telah terbunuh sejak 7 Oktober, ketika rezim pendudukan melancarkan perang genosida yang tak henti-hentinya terhadap Jalur Gaza.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Hampir 19.000 orang, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, telah syahid sejauh ini dalam perang yang dilancarkan rezim tersebut menyusul operasi yang dilakukan oleh gerakan perlawanan di wilayah pesisir. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza