Washington, 29 Ramadhan 1436/16 Juli 2015 (MINA) – Menandai Peringatan ke-10 dari Gerakan Solidaritas Palestina untuk Boikot, penghentian investasi, dan Sanksi (BDS), para aktivis berbasis di Amerika Serikat (AS) telah menerbitkan daftar apa yang mereka gambarkan sebagai 100 keberhasilan BDS.
Daftar tersebut mencakup lebih dari 30 ” Keberhasilan Boikot Academik dan Budaya”, serta lebih dari 50 contoh “Keberhasilan Berbasis Kepercayaan”, lebih dari 40 tindakan berbasis kampus, serta keberhasilan dari dunia bisnis dan pemerintah kota.
Demikian Middle East Monitor (MEMO) melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (16/7).
Juru Kampanye AS untuk Mengakhiri Pendudukan Israel, koalisi dari ratusan organisasi AS yang bekerja guna mengakhiri dukungan AS kepada kebijakan apartheid Israel mengatakan, daftar itu akan diperbarui secara berkala.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Menurut Yousef Munayyer, Direktur Eksekutif dari Juru Kampanye AS, daftar itu memaparkan bukti jelas bahwa semakin banyak orang Amerika biasa sudah muak dengan status quo dukungan AS tanpa syarat untuk Israel, pendudukan dan pencurian tanah Palestina secara brutal, dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.
“Orang Amerika mengakui BDS sebuah cara non-kekerasan yang efektif untuk mendukung rakyat Palestina dalam perjuangan mereka untuk meraih kebebasan,” ujar Yousef.
Gerakan BDS Makin Mendunia
Laporan Kementerian Keuangan Israel itu muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menandatangani RUU jalur cepat untuk perjanjian perdagangan bebas yang kontroversial antara AS dan Eropa, yang berisi undang-undang anti gerakan internasional boikot, penghentian perdagangan saham, dan sanksi (BDS).
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
RUU tersebut secara signifikan mewajibkan negara-negara Uni Eropa untuk menahan diri dari boikot atas barang permukiman ilegal Israel.
Sementara itu gerakan internasional boikot Israel yang digerakkan kelompok aktifis The Boycott, Divestment and Sanctions (BDS), semakin mendapatkan dukungan dari masyarakat internasional terutama di barat.
BDS juga berhasil mempengaruhi beberapa negara Uni Eropa untuk menerapkan undang-undang yang melarang hubungan dengan perusahaan-perusahaan Israel yang beroperasi di permukiman ilegal yang dibangun di wilayah pendudukan (wilayah Palestina yang diduduki Israel secara ilegal) yang khusus dibangun bagi komunitas Yahudi.
Uni Eropa bahkan telah menetapkan larangan bagi pemberian bantuan, hadiah, bantuan keuangan dan kerjasama dengan entitas Israel (lembaga/perusahaan/individu) yang berlokasi di wilayah pendudukan.
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza
Kampanye boikot Israel yang dilancarkan BDS mulai Juli 2005 yang didukung lebih dari 170 organisasi Palestina, merupakan bagian dari gerakan internasional untuk menekan Pemerintah Israel menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi ilegal di wilayah pendudukan.
Saat ini lebih dari 500.000 warga Israel tinggal di permukiman-permukiman ilegal di wilayah Palestina yang diduduki sejak tahun 1967.
Meski mendapat kecaman dari dunia internasional termasuk dari sekutu-sekutu utamanya, Israel terus saja melanjutkan pembangunan permukiman-permukiman ilegal Yahudi di wilayah pendudukan.
Isu permukiman ilegal Yahudi merupakan salah satu penghambat utama perundingan damai Palestina-Israel.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Tahun 2007, Komite Nasional Palestina BDS didirikan untuk mengkoordinasikan gerakan global yang terus meningkat itu.(T/R05/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza