Istanbul, MINA – Jutaan orang di semua 81 provinsi di Turki Sabtu (15/7) mulai merayakan peringatan tahun pertama kudeta yang gagal pada 15 Juli 2016 lalu.
Jutaan orang di Istanbul berkumpul di Jembatan Martir pada Sabtu (15/7). Di sana Presiden Recep Tayyip Erdogan menyapa lautan massa dengan menyatakan warga telah berhasil mengalahkan tentara kudeta yang bersenjata dan terlatih berkat kepercayaan rakyat.
Acara peringatan dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan pembacaan ayat suci Al-Quran.
Jembatan Martir, yang sebelumnya disebut Jembatan Bosphorus, diblokade oleh komplotan kudeta selama percobaan kudeta 15 Juli tahun lalu yang digagalkan. Setidaknya 34 orang tewas oleh tentara kudeta di sana.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Apakah warga negara kita memiliki senjata di tangan mereka,” kata Erdogan, yang berjalan menuju jembatan dari kediamannya di Kısıklı bersama keluarga korban kudeta, ketika berpidato di hadapan ratusan ribu orang pada Sabtu, (15/7) jelang tengah malam.
“Seperti hari ini, warga negara hanya memiliki bendera di tangan mereka. Tapi mereka memiliki senjata yang lebih kuat yakni keyakinan mereka,” ujar Erdogan seperti dilaporan Hurriyet News yang dikutip MINA.
Warga menyaksikan upacara tersebut dan pidato Erdogan secara daring di layar lebar di pusat kota di seluruh negeri.
Erdogan menyebut pemimpin oposisi Partai Rakyat Republik (CHP) pimpinan Kemal Kilicdarolu seorang ‘pengecut’ karena tidak turun ke jalan selama usaha kudeta, namun ‘menyaksikan kejadian di televise di sebuah rumah di Istanbul’.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
“Saya tidak akan memintanya datang ke pawai Yenikap jika saya tahu,” kata dia, mengacu pada pawai kesatuan dan solidaritas 9 Agustus 2016, yang dihadiri oleh Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang tengah berkuasa, CHP, dan Partai Gerakan Nasionalis (MHP).
Politikus AKP itu sekali lagi mendamprat Kilicdarolu karena menyebut upaya perebutan kekuasaan itu sebagai sebuah ‘kudeta yang dikendalikan’.
“Jika Anda perhatikan, dua kelompok menggunakan istilah ini. Pertama, pengikut FETO dan orang asing yang mendukung mereka. Kedua, pemimpin partai oposisi utama,” tegas Erdogan, merujuk pada Organisasi Teroris Fethullah (FETO), yang diyakini berada di balik kudeta yang digagalkan.
Erdogan juga mengulangi komentar sebelumnya tentang tekadnya untuk mengembalikan hukuman mati, dengan mengatakan bahwa dia akan menyetujui undang-undang tersebut jika parlemen mengizinkannya.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Perdana Menteri Binali Yildirim jalan kaki ke jembatan itu dari Cengelkoy, sebuah lingkungan Istanbul yang bertetangga dengan Selat Bosphorus, tempat tentara kudeta membunuh 17 warga tahun lalu, dengan para warga.
Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus termasuk pejabat pemerintah tingkat tinggi yang menemaninya.
“Kami tidak akan lupa atau membuat orang lupa (tentang peristiwa upaya kudeta) 15 Juli,” kata Yildirim kepada wartawan dalam perjalanan ke jembatan, menambahkan bahwa pawai tersebut dilakukan untuk rakyat. (T-R11/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza