Tel Aviv, MINA – Pemerintahan Israel mengalami kondisi gonjang-ganjing saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melancarkan agresi ke Jalur Gaza, Palestina.
Menteri-menteri kabinet Netanyahu mulai terbelah dan saling sikut dalam menangani perang ini. Bukan cuma itu posisi Netanyahu sendiri kini mulai terancam seiring dengan protes yang terus pecah di mana-mana.
Ribuan orang berunjuk rasa dan menutup jalan utama di Tel Aviv, Israel, menuntut Netanyahu mundur dari jabatan, Sabtu (13/1). Para pedemo juga mendesak pembebasan tahanan dari Jalur Gaza secepatnya.
“Pengunjuk rasa yang menyerukan pembubaran Pemerintah Israel yang dipimpin Benjamin Netanyahu dan pembebasan sandera dari Gaza menutup Jalan Ayalon sebagai bagian dari aksi protes mereka,” bunyi laporan saluran TV swasta Channel 12, seperti dikutip Anadolu, Ahad (14/1)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Demo terhadap Netanyahu ini tidak cuma terjadi di Tel Aviv, tapi juga di Haifa. Warga di Haifa menuntut sang PM mundur dari jabatan karena menilai Netanyahu gagal mengendalikan perang di Gaza.
Demo menuntut PM mundur semacam ini belakangan banyak dilakukan oleh warga Israel yang kecewa karena sanak keluarganya tak kunjung dibebaskan dari penyanderaan Hamas di Gaza.
Sebanyak 136 orang hingga kini masih ditawan di Gaza sejak agresi pecah Oktober lalu.
Netanyahu baru-baru ini dikabarkan berselisih dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Dalam rapat kabinet pada Sabtu (13/1), Gallant cekcok dengan Netanyahu karena tak diizinkan membawa sejumlah penasihat dan asistennya, termasuk kepala staf kementerian keamanan, Shachar Katz. (T/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia