Tel Aviv, MINA – Setelah lebih dari tiga jam pertemuan pada Ahad sore (14/4), Kabinet Perang Israel yang beranggotakan lima orang tidak mencapai keputusan mengenai bagaimana mereka akan menanggapi serangan rudal dan drone besar-besaran Iran pada Sabtu malam.
Mengingat beberapa laporan bahwa AS mendesak agar berhati-hati dan Presiden AS Joe Biden sendiri mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk “berpikir dengan hati-hati dan strategis,” Kabinet Perang menghentikan diskusinya. Namun, diperkirakan akan mengadakan pertemuan kembali dalam waktu dekat, Channel 12 News melaporkan.
Namun, surat kabar harian Israel Hayom mengutip seorang pejabat Israel yang menyatakan “akan ada tanggapan.”
Sementara jaringan NBC mengutip sumber resmi di Kantor Perdana Menteri yang mengatakan bahwa meskipun keputusan belum diambil, “IDF perlu memberikan pilihan-pilihan” dan “jelas bahwa Israel akan menanggapinya.”
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Para pejabat Israel yang dikutip oleh Reuters mengatakan bahwa Kabinet Perang menginginkan adanya pembalasan terhadap Iran, tetapi berbeda pendapat mengenai waktu dan skala tanggapan tersebut.
Diskusi Kabinet Perang terjadi kurang dari 24 jam setelah Iran melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel, di mana Iran menembakkan sekitar 350 rudal balistik, rudal jelajah, dan drone ke Israel pada Sabtu malam. IDF mengeklaim 99% di antaranya berhasil dicegat.
Namun, itu bertentangan dengan klaim Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) yang mengatakan, serangan drone dan rudal yang menarget Pangkalan Udara Israel di al-Naqab berlangsung sukses sesuai sasaran pada Ahad dini hari.
IRGC mengungkapkan berhasil menghancurkan fasilitas vital militer Israel yang digunakan menyerang aset Iran di Damaskus, Suriah.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Menurut beberapa laporan media Ibrani, sehubungan dengan serangan besar-besaran ini, Menteri Perang Benny Gantz dan rekannya dari partai Persatuan Nasional Gadi Eisenkot, seorang pengamat di Kabinet Perang, keduanya mengusulkan untuk menyerang balik Iran ketika serangan Iran masih berlangsung.
Saran ini ditentang keras oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Kepala IDF Herzi Halevi, dan lainnya, menurut Channel 12, sebagian karena ketegangan dalam melakukan tindakan simultan, ketika IAF (Angkatan Udara Israel) fokus pada mencegat rudal dan drone Iran yang masuk.
Kantor Perdana Menteri membantah laporan tersebut, dan mengatakan “yang terjadi justru sebaliknya,” meskipun Channel 12 menyatakan pihaknya tetap berpegang pada berita tersebut, dan mengatakan bahwa laporan tersebut telah dikonfirmasi oleh empat orang sumber. (T/RI-1/p2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia