Banda Aceh, MINA – Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Forum Ummat Beragama (FKUB) Kabupeten Blitar, Jawa Timur, mendatangi kota Banda Aceh untuk melihat langsung penerapan Syariat Islam yang sudah berjalan di Provinsi Aceh.
Penerapan Syariat Islam di Aceh nantinya menjadi pusat studi dan percontohan untuk Kabupaten Blitar dalam penerapan Syariat Islam dan juga kerukunan ummat beragama di kabupaten tersebut,
“Kedatangan kami merupakan bagian untuk mempelajari penerapan syariat Islam dan korelasinya dengan kerukunan hidup umat beragama,” kata Bupati Blitar Rijanto, Jumat (16/11).
Kehadiran Bupati Blitar disambut langsung oleh Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman, dalam sesi tersebut,
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Rijanto mengatakan setelah tiba di Banda Aceh, pihaknya dapat melihat langsung penerapan syariat Islam yang berlaku di Banda Aceh khususnya.
“Penerapan syariat Islam bisa mengayomi umat agama lain. Ini luar biasa, rumah ibadah dan juga sekolah-sekolah agama berdiri berdampingan tanpa ada permasalahan, Syariat Islam tegak dan kehidupan umat beragama bisa berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Rijanto berharap hubungan baik yang telah terjalin antara Banda Aceh dan Blitar dapat terus ditingkatkan pada masa mendatang dan pihaknya menunggu kunjungan Wali Kota Banda Aceh ke Blitar untuk bersilaturahim dan bertukar wawasan serta pengalaman demi kemajuan Indonesia.
Sementara itu, Walikota Banda Aceh Aminullah Usman mengatakan, Kota Banda Aceh menjadi role model untuk daerah lain didalam kehidupan antarummat beragama. Bahkan boleh disebut Banda Aceh menjadi kota paling harmonis dan toleransi nomer wahid di Indonesia bahkan dunia.
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia
Menurut Aminullah, penduduk Banda Aceh mayoritas beragama Islam dan Aceh telah menerapkan syariat Islam sejak 2002 silam, namun sikap toleransi antar ummat beragama terjaga cukup baik. Sikap toleransi paling nyata tergambarkan di wilayah Peunayong, Banda Aceh, hampir seluruh rumah ibadah ummat beragma ada di wilayah itu, bahkan masyarakat setempat juga bercampur dan tidak pernah terjadi pergesekan samasekali.
“Jika pun ada gesekan di tengah-tengah masyarakat itu murni karena persoalan pribadi bukan agama,” ungkapnya.
Ia mengatakan salah satu kunci kerukunan umat beragama di Banda Aceh yakni segenap elemen kota telah menyadari akan kebutuhan keamanan dan ketenangan dalam hidup bermasyarakat, yang menjadi syarat penting dalam menyukseskan pembangunan. (L/AP/P1 )
Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren