Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabut Asap dari Sumatra Melintasi Batas Negara, Malaysia Terdampak

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 1 jam yang lalu

1 jam yang lalu

6 Views

Personel Manggala Agni berjibaku memadamkan karhutla di Bangko, Rokan Hilir, Riau. (FOTO: Mediacenter.riau.go.id)

Pekanbaru, MINA – Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan gambut di sejumlah wilayah Pulau Sumatra kembali terdeteksi menyebar hingga ke Malaysia. Asap pekat tersebut terpantau melintasi batas negara melalui citra satelit Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Pekanbaru.

Prakirawan BMKG Pekanbaru, Gita Dewi mengatakan kabut asap itu terbawa angin ke arah timur laut, mencapai kawasan Teluk Kemang, Negeri Sembilan, Malaysia. “Itu menunjukkan bahwa asap terbawa angin melintasi Malaysia,” ujarnya, Senin (21/7).

Fenomena ini menambah catatan panjang kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang setiap musim kemarau terus terjadi di Sumatra dan Kalimantan. Asap dari kebakaran tersebut tidak hanya berdampak bagi wilayah Indonesia, tetapi juga menyelimuti Singapura, Malaysia, hingga Thailand bagian selatan.

Di Provinsi Riau sendiri, kabut asap masih menyelimuti sejumlah wilayah, meskipun kondisi di ibu kota provinsi, Pekanbaru, belum tergolong pekat. Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu menjadi dua daerah dengan dampak terparah, dengan sekitar 46 hektare lahan gambut dilaporkan terbakar.

Baca Juga: Duta Al-Quds: Masjid IbrahimI Milik Umat Islam, Bukan Zionis

“Polusi asap ini telah menurunkan jarak pandang menjadi sekitar satu kilometer di beberapa titik,” jelas Gita. Meski demikian, jumlah titik panas atau hotspot mengalami penurunan setelah upaya pemadaman terus dilakukan oleh tim gabungan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau melaporkan bahwa operasi darat dan udara masih digencarkan untuk memadamkan api dan mencegah meluasnya kebakaran. Teknologi modifikasi cuaca (TMC) pun disiapkan untuk mempercepat proses hujan buatan jika kondisi memungkinkan.

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan sebagian besar kebakaran lahan diduga kuat akibat pembukaan lahan dengan cara membakar yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Pihak berwenang terus melakukan penyelidikan dan penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran.

Pemerintah Malaysia melalui Kementerian Lingkungan Hidup juga telah mengeluarkan peringatan kepada warganya tentang potensi gangguan kesehatan akibat kabut asap lintas batas ini. Beberapa wilayah di Malaysia mulai mencatat peningkatan polusi udara, meskipun belum mencapai level berbahaya.

Baca Juga: Pemerintah Perkuat Patroli Terpadu, Penanganan Karhutla Riau Dipercepat

Para pakar lingkungan mengingatkan bahwa jika kebakaran hutan terus dibiarkan berulang setiap tahun, dampak ekologis, kesehatan, dan hubungan antarnegara di kawasan ASEAN akan terus memburuk. Organisasi lingkungan seperti Greenpeace mendorong pemerintah Indonesia untuk memperkuat langkah pencegahan, pengawasan, serta penegakan hukum lebih tegas kepada korporasi maupun perorangan yang terlibat.

Dalam kurun waktu dua dekade terakhir, kebakaran hutan di Indonesia kerap menjadi isu regional yang memicu ketegangan diplomatik, terutama dengan Singapura dan Malaysia yang kerap terdampak langsung oleh kabut asap.

Hingga kini, pemerintah Indonesia berkomitmen menurunkan angka kebakaran hutan dengan memperbanyak patroli, edukasi kepada masyarakat, dan memperkuat sinergi antar lembaga. Namun, tanpa kesadaran bersama dan penegakan hukum yang konsisten, ancaman kabut asap lintas batas tampaknya masih akan terus menghantui kawasan Asia Tenggara. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Zaitun Rasmin: Genosida di Gaza Tragedi Kemanusiaan Paling Kejam Abad Ini

Rekomendasi untuk Anda