Jakarta, MINA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Kadin Namibia menjalin kerja sama bidang perdagangan dan investasi sebagai bagian dari peningkatan hubungan bilateral.
Langkah strategis ini ditandai dengan penandatanganan kerjasama yang dilakukan oleh Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani dengan Kadin Namibia (Namibia Chamber of Commerce and Industry – NCCI) Sven Thieme disaksikan langsung oleh Presiden Namibia Hage Geingob dalam pembukaan Forum Bisnis Indonesia – Namibia di Jakarta, Rabu sore (29/8).
Rosan menjelaskan, penyelenggaraan forum bisnis ini sebagai ajang pertukaran antara pelaku bisnis kedua negara, termasuk dengan meningkatkan kehadiran para pengusaha untuk menggali potensi apa saja yang bisa digarap bersama-sama.
Komoditas ekspor utama Indonesia di Namibia antara lain kertas, sabun, ikan kemasan, furnitur dan ban. Sebagai terobosan dalam pertukaran bisnis ini, Indonesia akan menawarkan Namibia produk-produk industri strategis seperti pesawat terbang, kapal, lokomotif dan sebagainya. Sementara Namibia membuka komoditas ekspor di Indonesia baru timah.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Kami sangat membuka kerjasama untuk meningkatkan kualitas di bidang perdagangan dan industri untuk Indonesia dan Namibia,” kata Rosan dalam sambutan pembukaan Forum Bisnis Indonesia-Namibia.
Dia menjelaskan, forum bisnis yang dihadiri para pelaku bisnis dan pemangku kepentingan kedua negara memfokuskan pada penggalian segala potensi yang dapat dilakukan kedua negara dalam meningkatkan perdagangan.
“Dari penjelasan Ketua Kadin Namibia, keperluan housing khususnya bidang furnitur sangat besar. Maka investasi di bidang ini menjadi salah satu fokus kita. Sebagai negara yang masih muda tentunya pertumbuhan dan kebutuhan di Namibia masih sangat tinggi. Mereka juga tengah menggenjot pengembangan pariwisata,” ujarnya.
Rosan juga mengatakan kegiatan ini sejalan dengan program pemerintah untuk membuka pasar-pasar baru guna meningkatkan perdagangan Indonesia.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Kita mulai menggali informasi. Kita coba mengeksplor pasar-pasar yang pemerintah ingin buka di pasar Afrika dan Timur Tengah. Hasil forum ini akan kami sampaikan kepada menteri terkait dan Bapak Presiden,” imbuhnya.
Dia mengapresiasi keinginan peningkatan hubungan perdagangan Namibia hal ini dengan adanya kehadiran Presiden Namibia dan beberapa menterinya.
Presiden RI Joko Widodo diagendakan akan menerima kunjungan Presiden Namibia, Hage Geingob pada Kamis (30/8). Kunjungan Presiden Geingob ini merupakan lanjutan pembicaraan kerja sama kedua negara yang sudah mulai dibahas sebelumnya.
Dalam press biriefing, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir mengatakan, kunjungan ini bukan merupakan sesuatu yang tiba-tiba dan merupakan bagian dari fokus diplomasi Indonesia untuk membuka pasar-pasar non-tradisional, khususnya dari Afrika.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Pada penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum April lalu, wakil Namibia turut hadir bahkan telah menandatangani kontrak impor Indomie ke negaranya.
Hubungan diplomatik kedua negara dibuka pada tahun 1991, setahun setelah Namibia sebuah negara di kawasan Afrika bagian selatan itu merdeka. Nilai perdagangan kedua negara pada tahun 2016 mencapai US$ 4,01 juta.
Meski pada 2017 mengalami penurunan mencapai US$ 3,2 juta. NamunTren perdagangan kedua negara dalam lima tahun terakhir mengalami tren positif sebesar 0,42%. (L/R01/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng