Jakarta, 10 Jumadil Akhir 1436/30 Maret 2015 (MINA) – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, dalam Asian African Business Summit (AABS) 2015, ditugaskan membuat draf deklarasi kerjasama ekonomi berdasarkan forum diskusi dengan negara-negara Asia Afrika.
Kadin menyiapkan tiga poin utama untuk dibicarakan, yaitu infrastruktur, kemaritiman, dan pertanian.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Koordinator Asosiasi Noke Kiroyan dalam keterangan pers aacc2015 yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jakarta, Senin.
Noke menjelaskan, AABS 2015 yang tergabung dalam Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) akan membahas beberapa persoalan seperti masalah infrastruktur.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Pertama infrastruktur, kelautan, agribsinis, dan industri strategis. Kadin yang ditunjuk jadi penanggung jawab sedang menyusun program. Kami ini kerja ngebut, semua serba cepat mulai dua bulan lalu,” kata Noke.
Kementerian Luar Negeri menyebutkan AABS pada 21 April 2015, yang termasuk dalam rangkaian Peringatan KAA, akan memetakan beberapa kerja sama konkret di bidang ekonomi antarnegara di kawasan Asia-Afrika.
“Kegiatan side event yang utama AABS untuk memetakan dan membuat konkret kerja sama antara dua kawasan (Asia-Afrika), khususnya kerja sama di bidang perdagangan, investasi, pendidikan, dan UKM,” kata Direktur Kerja Sama Intra Kawasan Asia Pasifik Afrika Kemlu Benyamin Carnadi di Jakarta, Kamis (26/3) lalu.
Menurut Benyamin Carnadi, negara-negara Asia-Afrika yang hadir dalam pertemuan bisnis itu akan memetakan kerja sama yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat di kawasan Asia dan Afrika. “Akan ada pemaparan keynote address dari beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan di Asia dan Afrika yang memiliki dunia usaha yang maju,” ujarnya.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Rektor Universitas Paramadina Prof Firmanzah sempat mengatakan, peningkatan kerjasama ekonomi Asia- Afrika merupakan peluang yang menjanjikan dalam mendorong berbagai program pembangunan ekonomi, antara lain pembangunan infrastruktur, kerja sama perdagangan, kerja sama industri, atau pembangunan ekonomi pariwisata.
Firmanzah menilai, ini peluang bagi Indonesia, di sektor infrastruktur, tentunya pertemuan KAA kali ini dapat menjadi salah satu media tidak hanya diplomasi, tetapi juga ekonomi untuk membangun kemitraan strategis.
“Terutama ketika saat ini Indonesia tengah gencar-gencarnya membangun infrastruktur dan penguatan industri nasional. Walaupun daya saing infrastruktur saat ini menunjukkan peringkat yang membaik dibandingkan tahun sebelumnya (peringkat ke-92 tahun 2012 menjadi peringkat ke-72 di 2014), tetapi kebutuhan pembangunan infrastruktur untuk mencapai titik optimal masih sangatlah besar,” tegas Firmanzah.(T/R05/R03)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)