Kaepernick Kembali Tolak Berdiri Saat Lagu Kebangsaan AS Dinyanyikan

Southern California, 30 Dzulqa’dah 1437/2 September 2016 (MINA) – Pemain football (AS) kembali dicemooh keras pada Kamis (1/9) setelah sekali lagi menolak berdiri saat lagu kebangsaan negara itu dinyanyikan.

Pemain gelandang klub San Francisco 49ers itu telah memicu perdebatan di AS setelah memilih duduk selama dinyanyikannya lagu kebangsaan “The Star-Spangled Banner”.

Ia berdalih bahwa tindakannya itu sebagai bentuk protes untuk menarik perhatian terhadap nasib warga di negara itu, demikian Al-Jazeera memberitakannya yang dikutip Kantor Berita Islam MINA.

Untuk kedua kalinya, pemain berusia 28 tahun itu melakukan protes saat timnya bermain melawan San Diego Chargers di Stadion Qualcomm di Southern California.

Setelah dinyanyikan lagu kebangsaan oleh seorang tentara AS, Kaepernick dicemooh tanpa henti oleh orang banyak di setiap kali ia melakukan snap di awal pembuka permainan.

Namun, cemoohan tidak sedikit pun menghambat Kaepernick bersama timnya melakukan touchdown awal untuk menempatkan 49ers unggul.

Protes Kaepernick telah membagi opini. Sebagian orang memujinya melakukan aksi damai, sementara yang lain mengatakan bahwa dia tidak patriotik.

Ketika ia mulai protes, Kaepernick mengatakan bahwa ia menolak berdiri untuk lagu kebangsaan karena AS “menindas orang hitam dan orang kulit berwarna”.

Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump menyebut protes itu sebagai “hal yang mengerikan” dan menyarankan Kaepernick harus meninggalkan Amerika Serikat.

“Mungkin dia harus mencari negara yang bekerja lebih baik untuknya, biarkan dia mencobanya, itu tidak akan terjadi,” kata Trump.

Namun, sikap Kaepernick mendapat dukungan dari kampanye hak-hak sipil veteran, termasuk ikon olahraga Tommie Smith, seorang sprinter yang diasingkan karena melakukan kepal tangan simbol Black Power bersama John Carlos pada acara penyerahan medali di Olimpiade 1968 di Mexico City.

Simbol Black Power adalah gerakan yang menyimbolkan kekuatan warga kulit hitam AS yang saat itu berkedudukan buruk di tingkat masyarakat AS. (T/P001/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.