Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kajian Surat Al-Mumtahanah Ayat 1, oleh Imaam Yakhsyallah Mansur

kurnia - Selasa, 10 Desember 2019 - 14:50 WIB

Selasa, 10 Desember 2019 - 14:50 WIB

18 Views ㅤ

Imaam KH Yakhsyallah Mansur (Foto: Bahron AS)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ ۙ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي ۚ تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ

Penjelasan:

Nabi Ibrahim Alaihi Wasallam pernah memintakan ampunan bagi bapaknya yang musyrik kepada Allah: kemudian ini tidak boleh ditiru karena Allah tidak membenarkan orang mukmin memintakan ampunan untuk orang-orang kafir.

Hal ini yang menjadi sebab turunnya awal surah tersebut, adalah kisah Hathib bin Abi Balta’ah. Dikisahkan, Hathib adalah salah seorang di antara kaum Muhajirin yang juga orang yang termasuk mengikuti perang Badar. Di Makkah dia mempunyai beberapa orang anak, dan dia bukan orang Quraisy.

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

Namun Ia adalah seorang sekutu ‘Utsman. Ketika Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. bertekad untuk menaklukkan kota Makkah setelah penduduknya melanggar perjanjian, Beliau memerintahkan kaum Muslimin untuk bersiap-siap berperang dengan mereka secara terang-terangan. Beliau bersabda: “Ya Allah rahasiakanlah kepada mereka berita kami ini.”

Kemudian Hathib muncul, lalu ia menulis surat dan mengirimkannya melalui seorang wanita dari suku Quraisy kepada penduduk Makkah memberitahukan kepada mereka tentang tekad Rasulullah SAW. untuk memerangi mereka, supaya mereka bersiap-siap. Kemudian Allah memperlihatkan hal tesebut kepada Rasul-Nya sebagai bentuk pengabulan-Nya terhadap doa beliau. Lalu Rasulullah SAW. mengirimkan utusan untuk menyusul wanita tersebut. Utusan beliau pun mengambil surat dari wanita itu.

Hal tersebut telah dikemukakan dalam hadits yang sudah disepakati keshahihannya.

Imam Ahmad meriwayatkan, Sufyan memberitahu kami dari pamannya, dari Hasan bin Muhammad bin ‘Ali dari ‘Abdullah bin Abi Rafi’, Murrah berkata: Sesungguhnya ‘Ubaidullah bin Abi Rafi’ memberitahunya, bahwa ia pernah mendengar ‘Ali bercerita: Rasulullah saw. pernah mengutusku, az-Zubair dan al-Miqdad. Lalu beliau bersabda: “Pergilah kalian hingga sampai ke kebun Khakh. Di sana terdapat seorang wanita yang memegang surat, ambillah surat itu darinya.” Kamipun pergi melarikan kuda kami hingga sampai di kebun itu. Ketika kami bertemu wanita itu, kami berkata: “Keluarkanlah surat itu.”

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-20] Tentang Istiqamah

Ia mengatakan: “Aku tidak membawa surat.” Kami berkata: “Kamu keluarkan surat itu atau kamu tinggalkan pakaianmu.” Lalu ia mengeluarkan surat itu dari sanggulnya. Kami pun mengambil surat itu dan memberikannya kepada Rasulullah saw. Ternyata surat dari Hathib bin Abi Balta’ah yang dialamatkan kepada kaum musyrikin Makkah. Surat itu memberitahukan kepada mereka tentang sebagian perkara yang akan dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Kemudian Rasulullah SAW. bertanya: “Hai Hathib, apa ini?” Hathib berkata: “Jangan engkau terburu-buru [berprasangka buruk] terhadapku. Dahulu aku adalah orang yang berada di dekat orang-orang Quraisy, namun aku bukan dari kalangan mereka. Sedangkan kaum Muhajirin yang ada bersamamu selalu memberikan perlindungan kepada keluarga mereka yang berada di Makkah.

Oleh karena itu aku sangat ingin membantu melindungi keluargaku, meskipun aku tidak mempunyai hubungan nasab dengan mereka. Aku tidak melakukan semua itu karena kufur, murtad dari agamaku dan rela terhadap kekafiran setelah aku masuk Islam.” Lalu ‘Umar pun berkata: “Biarkan aku penggal leher orang munafik ini.”

Maka Rasulullah SAW. pun bersabda: “Dia telah mengikuti perang Badar, dan engkau tidak tahu bahwa Allah telah mengetahui seluk beluk para prajurit perang Badar itu.”

Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?

(Bersambung)

(L/R/R03/P1))

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman

 

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
Indonesia
Indonesia