Oleh Zaenal Muttaqin, wartawan Kantor Berita MINA
Saat ini kita berada di penghujung bulan Dzulhijjah, bulan ke-12 dari kalender hijriyah. Beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun baru hijriyah.
Momen yang sangat pas untuk mempelajari kembali sejarah penetapan tahun hijriyah. Kalender hijriyah adalah penanggalan yang menjadi acuan dalam syariat Islam.
Seperti haji, puasa, haul zakat, iddah talak dan lain sebagainya yang menjadikan hilal sebagai acuan awal bulan. Sebagaimana disinggung dalam firman Allah ta’ala,
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ َ
“Orang-orang bertanya kepadamu tentang hilal. Wahai Muhammad katakanlah: “Hilal itu adalah tanda waktu untuk kepentingan manusia dan badi haji.” (QS. Al-Baqarah: 189)
Sebelum penanggalan hijriyah ditetapkan, masyarakat Arab dahulu menjadikan peristiwa-peristiwa besar sebagai acuan tahun.
Tahun renovasi Ka’bah misalnya, karena pada tahun tersebut, Ka’bah direnovasi ulang akibat banjir. Tahun fijar, karena saat itu terjadi perang fijar. Tahun fiil (gajah), karena saat itu terjadi penyerbuan Ka’bah oleh pasukan bergajah.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Kalender Hijriyah, yang juga dikenal sebagai kalender Islam, adalah kalender lunar yang digunakan oleh umat Islam untuk menentukan tanggal-tanggal penting dalam agama Islam, seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, haul zakat dan Haji.
Kalender ini didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi dan berbeda dengan kalender Gregorian yang didasarkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari.
Sebelum penetapan kalender Hijriyah, masyarakat Arab pada masa pra-Islam menggunakan kalender yang bercampur antara kalender lunar (bulan) dan surya (matahari)
Sistem ini sering kali menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian dalam penentuan waktu, terutama untuk keperluan perdagangan dan ibadah.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Penetapan kalender Hijriyah terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab, khalifah kedua dalam Islam. Pada tahun 638 Masehi (17 H), muncul sebuah kebutuhan untuk menetapkan sistem kalender yang lebih konsisten dan dapat diandalkan.
Keputusan ini didorong oleh permintaan dari Abu Musa Al-Asy’ari, Wali di Basra, yang meminta agar surat-surat resmi tidak hanya mencantumkan bulan dan tahun, tetapi juga sistem yang jelas dan konsisten.
Untuk menandai awal dari kalender baru, Khalifah Umar bin Khattab bersama para sahabat memilih peristiwa Hijrah. Yaitu peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi, sebagai titik awal penanggalan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Peristiwa ini dianggap sangat penting karena menandai awal dari era baru dalam sejarah Islam, yaitu pembentukan masyarakat Muslim yang pertama di Madinah.
Kalender Hijriyah terdiri dari 12 bulan lunar, dengan masing-masing bulan memiliki 29 atau 30 hari, tergantung pada penampakan hilal (bulan sabit) baru.
Total hari dalam setahun berkisar antara 354 atau 355 hari, lebih pendek sekitar 10-12 hari dibandingkan kalender Gregorian. Hal ini menyebabkan bulan-bulan dalam kalender Hijriyah bergeser setiap tahun.
Berikut adalah nama-nama bulan dalam kalender Hijriyah:
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
1. Muharram
2. Safar
3. Rabi’ul Awal
4. Rabi’ul Akhir
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rajab
8. Sya’ban
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
9. Ramadhan
10. Syawal
11. Dzulqa’dah
12. Dzulhijjah
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
Pentingnya Kalender Hijriyah Bagi Umat Islam
Kalender Hijriyah memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam. Banyak ibadah dan perayaan yang diatur berdasarkan kalender ini, seperti puasa di bulan Ramadhan, perayaan Idul Fitri, dan Idul Adha, serta pelaksanaan ibadah haji di bulan Dzulhijjah.
Selain itu, kalender Hijriyah juga digunakan untuk menentukan tanggal peringatan penting dalam sejarah Islam, seperti Maulid Nabi dan peristiwa Isra Mi’raj serta lainnya.
Penetapan kalender Hijriyah oleh Khalifah Umar bin Khattab menunjukkan betapa pentingnya sistem penanggalan yang jelas dan konsisten bagi masyarakat Muslim.
Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa
Dengan menggunakan peristiwa Hijrah sebagai titik awal, kalender ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pengatur waktu, tetapi juga sebagai pengingat akan perjuangan dan perjalanan spiritual yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dan para pengikutnya.
Kalender Hijriyah tetap menjadi bagian integral dari kehidupan umat Islam hingga hari ini, mencerminkan warisan sejarah dan religius yang kaya. Allahu a’lam. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati