Teheran, MINA – Ismail Haniyeh seolah-olah merasakan ajalnya akan tiba, ketika kalimat terakhir pemimpin Hamas itu disampaikan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Rohullah Ali Khamenei, sehari sebelum pembunuhannya di Teheran.
Haniyeh mengawali perbicangan dengan membacakan ayat, “Wallahu yuhyi wayumiitu, wallahu bimaa ta’maluuna bashiir”, (Surat Ali Imran ayat 156). Artinya, “Allah yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Allah Maha Mengetahui segala perbuatan”.
Dia menambahkan, “Jika seorang pemimpin pergi, pemimpin lain akan bangkit.” Dikutip dari MEMO, Jumat (2/8).
Haniyeh mengatakan hal itu di Teheran, Selasa (30/7), yang disiarkan televisi setempat, hanya beberapa jam menjelang pembunuhannya.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Kemudian, Rabu (31/7) dini hari, Haniyeh terbunuh dalam serangan Israel di wisma tamunya, di Teheran, ibukota Iran.
Sebelumnya, dalam genosida Israel sejak 7 Oktober 2023 di Gaza, Haniyeh telah kehilangan 60 keluarganya oleh serangan udara Israel.
Setelah kematian mereka, Haniyeh sempat menyatakan, “Darah anak-anakku tidak lebih berharga daripada darah anak-anak rakyat Palestina. Semua syuhada Palestina adalah anak-anakku.”
“Melalui darah para syuhada dan penderitaan mereka yang terluka, kita ciptakan harapan, kita ciptakan masa depan, kita ciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat kita,” lanjutnya.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Ismail Haniyeh telah syahid menemui Tuhannya, dan akan terlahir lagi Haniyeh-Haniyeh lainnya yang akan melanjutkan perjuangannya sampai Palestina merdeka dan Al-Aqsa terbebas dari penjajahan Zionis. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza