Jakarta, 29 Dzulqa’dah 1437/1 September 2016 (MINA) – Presiden Direktur Koperasi syariah BMI, Kamaruddin Batubara mengatakan bahwa belum ada lembaga keuangan terutama perbankan yang secara khusus menyediakan pinjaman atau pembiayaan untuk Skim Air dan Sanitasi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Dimana akses air dan sanitasi yang higiensi sejatinya masalah fundamental yang dimiliki setiap individu”.
“Namun, dengan latar belakang ekonomi yang berbeda mengakibatkan banyak masyarakat khususnya MBR memiliki keterbatasan untuk memilikinya,” kata Kamaruddin saat Penyaluran ZISWAF Untuk Pemulian Air Dan Sanitasi di Desa Cikupa, Tangerang, Kamis (9/1) pagi.
Fakta ini, harusnya mendorong semua pihak untuk berbuat sesuai kapasitasnya. Keterbatasan MBR mengakses fasilitas ini tidak semata terletak pada kesadaran mereka akan pentingnya air bersih dan sanitasi sehat.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
“Akan tetapi faktor yang paling dominan adalah kemampuan mereka untuk mendapatkannya. Sebab, berkaitan dengan biaya yang tidak sedikit,” terang Kamaruddin.
Sementara Kamaruddin menambahkan, belum lembaga keuangan terutama perbankan yang secara khusus menyediakan pinjaman atau pembiayaan untuk Skim Air dan Sanitasi.
“Campur tangan pemerintah melalui Bank Indonesia sangat diharapkan membuat terobosan untuk melahirkan kredit baru layaknya Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Misalnya melahirkan Kredit Air dan Sanitasi Untuk Rakyat (KASUR), dengan demikikan target Universal akses 100-0-100 pada tahun 2019 dapat tercapai.
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
Koperasi BMI sebagai koperasi pertama yang menyediakan kredit air sanitasi di Indonesia memulai kegiatan ini tahun 2007 dan disempurnakan pada tahun 2014 dengan melahirkan Skim Mikro Tata Air dan Skim Mirko Tata Sanitasi.
Hingga Agustus 2016 telah membangun 3.600 unit fasilitas air sanitasi untuk MBR dengan nilai pembiayaan mencapai Rp 30 miliyar, dimana sumber pendanaannya mengandalkan dana sendiri dan pinjaman dari Kiva Foundation yang difasilitasi Iuwash-Usaid dan Water.Org.
Atas capaian tersebut kopsyah BMI telah mendapat apresiasi dari Ampl Award Tahun 2015 kategori pembiayaan Air dan Sanitasi berbasis koperasi serta Hibah Inventaris dari Iuwash-Usaid senilai lebih Rp 300 juta.
Langkah MUI mengeluarkan fatwa penggunaan ZISWAF untuk air dan sanitasi merupakan langkah jitu dan pro umat terutama bagi kaum muda.
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda
Dipilihnya Kopsyah BMI oleh MUI sebagai koperasi pertama yang membangun fasilitas air dan sanitasi dengan menggunakan dana zakat.
“Kami sangat apresiasi dan jadikan sebagai sebuah tantangan untuk lebih banyak lagi kaum dhuafa yang memiliki fasilitas air dan sanitasi secara gratis di negeri ini terutama pada wilayah kerja saat ini.
Acara tersebut dihadir pula oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Pemulihan Lingkungan Hidup Dan Sumber Daya Alam, Hayu Prabowo, Direktorat Permukiman dan Perumahan Kementerian PPN/BAPPENAS, Laisa Wahanudin, Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Imran Agus Nurali, Presiden Direktur Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara, Chief Water Sanitation And Hygiene (WASH) UNICEF Aidan Cronin. (L/P002/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Angkatan Kedua, Sebanyak 30 WNI dari Suriah Kembali ke Tanah Air