Jakarta, 26 Rabi’ul Awwal 1438/26 Desember 2016 (MINA) – Tokoh ilmu perbandingan agama dunia, Kamaruddin Abdullah, menegaskan bahwa tuduhan menyamakan Islam dengan ajaran teror tidaklah benar dan tepat.
Untuk itu, menurut Abdullah, kesalahpahaman ini perlu diluruskan dengan menyeberluaskan syiar dakwah Islam secara masif melalui dialog.
Namun, lanjut dia, dialog bukan sebagai ajang berdebat sesuatu yang memang tidak bisa diterima masing-masing pihak, akan tetapi lebih kepada bagaimana memahami bahwa bagaimana hidup bersama dengan perbedaan yang ada untuk mencari sebuah harmoni tanpa ada pemaksaan prinsip yang dimiliki masing-masing agama.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
“Tuduhan Islam sebagai agama teror adalah fitnah besar yang dikeluarkan musuh-musuh Islam. Untuk menghadapi itu, kita perlu menyampaikan dakwah kebenaran Islam melalui dialog, bukan dengan memerangi mereka. Dakwah melalui dialog sebagai sebuah jalan tengah menangani kesalahpahaman tentang Islam,” kata Ustad Kamarudin kepada Kantor Berita Islam MINA di Jakarta, Senin (26/12).
Dia menjelaskan, agama Islam adalah agama yang menjunjung tinggi toleransi dan kehidupan yang damai dengan semua manusia. Agama Islam melihat bahwa semua manusia adalah makhluk yang mulia dan terhormat, tanpa pandang bulu.
“Teroris sebenarnya adalah pihak-pihak yang sedang menindas dan menjajah di Palestina. Pihak-pihak yang membunuh dan memerkosa secara biadab terhadap etnis Muslim Rohingya di Myanmar,” tegasnya.
Baginya, media mempunyai peran dalam membuat opini publik dan memegang konstruksi masyarakat luas terkait dengan bebagai hal yang terjadi di dunia.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Ia menyayangkan benyak media yang menyiarkan peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah komunitas, baik secara terbuka maupun samar, pasti akan diarahkan tuduhannya kepada umat Islam.
Salah satu faktor yang memegang pentingnya terjadi dialog dan perbaikan persepsi terhadap agama Islam adalah pengaruh media.
Perlu diketahui, Kamarudin Abdullah kini menjabat sebagai Presiden Islamic Propagation Society International (IPSI) Malaysia adalah seorang mualaf yang merupakan murid dari beberapa pakar perbandingan agama.
Ia mendalami keilmuan dari Syaikh Ahmed Deedat dan dilatih intensif secara langsung oleh Dr Zakir Naik.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Bersama organisasinya, Ia melaksanakan safari dakwah internasional bertajuk “Road to Alaska.” Ia melaksanakan kunjungan pertama kalinya ke Indonesia pada 21-26 Desember 2016.
Sebelumnya Kamarudin Abdullah menjadi pembicara utama Dialog Perbandingan Agama di Masjid Darussalam Kota Wisata, Cibubur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (25/12) dan membimbing tujuh nonmuslim mengucapkan dua kalimat Syahadat usai acara tersebut. (L/R01/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas